Hemoglobin is a red blood cells protein that has an important role to transport the oxygen, carbon dioxide and proton in human body. Physical activity can affect hemoglobin level. Physical activity with moderate to vigorous intensity can cause the change of hemoglobin level in human body. One of the jobs with moderate to vigorous physical activity is labor. The purpose of this study was to find out the description of hemoglobin level in labor. The study used was descriptive cross sectional study. The respondents of this study were 30 men that worked as a labor that agreed to be a respondent and in inclusion and exclusion criteria. The total sampling method was used to chose the samples. The result showed 28 subjects (93,4%) with normal hemoglobin level (13,2 – 17,3 g/dL), 1 subject (3,3%) with low hemoglobin levels, and 1 subject (3,3%) with high hemoglobin level. Conclusion: Based on the result, it can be concluded that hemoglobin level in labor is mostly (93,4%) in normal level.Keywords: hemoglobin level, labor. Abstrak: Hemoglobin merupakan protein sel darah merah yang memiliki peranan penting dalam proses transport oksigen, karbondioksida serta proton dalam tubuh. Aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dapat berpengaruh terhadap kadar hemoglobin dalam tubuh. Aktivitas fisik dengan intensitas sedang sampai berat dapat menyebabkan kadar hemoglobin dalam tubuh berubah. Salah satu pekerjaan dengan aktivitas fisik sedang sampai berat ialah pekerja bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada pekerja bangunan. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang pekerja bangunan yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dan bersedia menjadi responden. Metode pemilihan sampel menggunakan cara total sampling. Hasil penelitian didapatkan respoden yang memiliki kadar hemoglobin normal (13,2 – 17,3 g/dL) sebanyak 28 orang (93,4%), 1 orang (3,3%) memiliki kadar hemoglobin yang kurang dari nilai normal, dan 1 orang (3,3%) memiliki kadar hemoglobin yang lebih dari nilai normal. Simpulan: Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa gambaran kadar hemoglobin pada pekerja bangunan sebagian besar (93,4%) memiliki kadar hemoglobin normal. Kata kunci: kadar hemoglobin, pekerja bangunan.
Protein in urine or proteinuria is a condition which can happen in people with renal dysfunction, but there is also a physiological condition called transient proteinuria. Transient proteinuria or physiology proteinuria happens temporarily after people doing vigorous physical activity. This proteinuria occurs due to the change of renal blood stream which cause disruption of glomerulus and tubulus function. This situation is not dangerous because it is only occur temporarily and reversible. A construction worker is categorized in vigorous physical activity. One of their main job is to lift heavy weight. The purpose of the present study was to find out the array of proteinuria levels in construction workers. This study was conducted in a cross-sectional descriptive arrangement from the period of August-December 2016 at Medical Faculty of Sam Ratulangi University. The samples were taken using total sampling methods with 30 subjects. Research results showed that one subject (3.33%) showed high protein level in urine and 29 subject (96.67%) showed normal protein level in urine. Conclusion: It can be concluded that most of urine protein levels in construction workers are normal.Keywords: proteinuria, construction workers, vigorous physical activity Abstrak: Protein dalam urin atau yang bisa disebut dengan proteinuria merupakan suatu keadaan yang biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan ginjal, tetapi ada tipe dari proteinuria yang merupakan keadaan fisiologis yang disebut dengan transien proteinuria. Transien proteinuria atau proteinuria yang bersifat sementara bisa terjadi setelah seseorang melakukan aktivitas fisik dengan intensitas berat. Proteinuria tipe ini dapat terjadi karena perubahan aliran darah pada ginjal yang menyebabkan terganggunya fungsi dari glomerulus dan tubulus ginjal. Keadaan ini tidak berbahaya karena hanya bersifat sementara dan reversibel. Pekerja bangunan merupakan pekerjaan yang termasuk dalam aktivitas fisik dengan intensitas berat. Salah satu contoh pekerjaannya yaitu mengangkat beban yang berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar protein dalam urin pada pekerja buruh bangunan. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional yang bersifat dekriptif yang dilakukan pada periode bulan Agustus-Desember 2016 di lokasi pembangunan gedung kuliah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat satu orang (3,33%) dengan kadar protein yang tinggi dan 29 orang (96,67%) dengan kadar protein normal. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa gambaran kadar protein dalam urin pada pekerja bangunan sebagian besar normal. Kata kunci: proteinuria, pekerja bangunan, aktivitas fisik berat
The world is currently heralded with a new outbreak, namely Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). In this situation, this online learning system is the right applied to be used in students of the Faculty of Medicine. This study aimed to find out what impacts have the students of the Faculty of Medicine Batch of 2017 Sam Ratulangi Manado University in the application of online learning methods during the Covid-19 pandemic. This research is a qualitative method using the design of observation research and in-depth interviews conducted on 10 students of the Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University obtained through purposive sampling techniques. As a results, online learning is always dependent on internet connectivity, if there is problem with the internet connectivity it will have a considerable impact so that students can not attend lectures properly, in addition to the tools and supporting materials in the lab skill module is inadequate, and it is found that students do not have the readiness of psychology and devices in running online learning. In conclusion, online learning has a quite complex impact on the learning process that occurs in students of the Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University.Keywords: medical education, Covid-19 pandemic, online learning. Abstrak: Dunia saat ini digemparkan dengan wabah yang baru, yaitu Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pada situasi ini, sistem pembelajaran daring merupakan terapan yang tepat digunakan termasuk pada mahasiswa Fakultas Kedokteran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja dampak yang dimiliki Mahasiswa Fakultas Kedokteran Angkatan 2017 Universitas Sam Ratulangi Manado dalam penerapan metode pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan pada 10 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Hasil yang didapat, pembelajaran daring ini selalu bergantung pada konektivitas internet, jika konektivitas internet ini bermasalah maka akan memberikan dampak yang cukup besar sehingga mahasiswa tidak bisa mengikuti kuliah dengan baik, selain itu untuk alat dan bahan penunjang dalam modul skill lab tidak memadai, serta didapati mahasiswa tidak memiliki kesiapan psikologi dan device dalam hal mempersiapkan pembelajaran daring. Sebagai simpulan, pembelajaran daring memberikan dampak yang cukup kompleks dalam proses pembelajaran yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.Kata Kunci: pendidikan kedokteran, pandemi Covid-19, pembelajaran daring
Humans spend most of their time on activities. In this modern era, due to increasing competitiveness, everyone is demanded to work harder, causing an ineffective time management. The increase of activity can affect health if not accompanied with adequate rest. The increase of activity can affect physiological function that can cause stress to the body. When stress occured, sympathic nervous and adrenal gland will affect the body's immune system, one of them is lymphoid tissue. Physical activity with moderate to high intensity can cause a change of lymphocyte level in the body. Construction workers are one of the kind of high intensity physical activity. This study aimed to discover the description of lymphocyte level on construction workers. This study was conducted on August 2016 to December 2016. This study is a descriptive study with cross sectional design and the sampling technique was total sampling, 30 respondents were participating. The study result showed that lymphocyte level on 17 respondents (56,7%) was normal, 4 respondents (13,3%) had an elevated lymphocyte level and 9 respondents (30%) had a depressed lymphocyte level. Conclusion: This study result that most of the respondents had a normal lymphocyte level.Keywords: lymphocyte level, construction worker, physical activity. Abstrak: Manusia menghabiskan sebagian besar waktu untuk beraktivitas. Di era modern ini, karena tingkat persaingan semakin tinggi, setiap orang dituntut untuk bekerja lebih keras, sehingga menyebabkan orang tidak dapat mengatur waktu secara efektif. Peningkatan aktivitas dapat mempengaruhi kesehatan jika tidak disertai dengan istirahat yang cukup. Peningkatan aktivitas fisik dapat mempengaruhi fungsi fisiologi tubuh yang akhirnya akan menimbulkan stres pada tubuh. Pada saat terjadi stres, saraf simpatik dan kelenjar adrenal akan mempengaruhi sistem imun, salah satunya adalah jaringan limfoid. Aktivitas fisik dengan intensitas sedang sampai berat dapat menyebabkan perubahan jumlah limfosit dalam tubuh. Pekerja bangunan merupakan salah satu aktivitas fisik dengan intensitas berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar limfosit pada pekerja bangunan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan Desember 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional dan pengambilan sampel secara total sampling dengan 30 orang responden. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa gambaran kadar limfosit pada pekerja bangunan terdapat 17 responden (56,7%) memiliki kadar limfosit normal, 4 responden (13,3%) memiliki kadar limfosit meningkat dan 9 responden (30%) memiliki kadar limfosit menurun. Simpulan: Sebagian besar responden memiliki kadar limfosit normal. Kata kunci: kadar limfosit, pekerja bangunan, aktivitas fisik.
Hemoglobin (Hb) is a parameter used to determine anemia prevalence. The average level of normal Hb at the end of pregnancy is around 12.5 g/dL, meanwhile, aproximately 5% of pregnant women have Hb level less than 11.0 g/dL. To date, Hb level below 11.0 g/dL especially at the end of pregnancy should be considered as an abnormal phenomenon and is usually caused by iron deficiency and not by hypervolemia which is commonly found in pregnancy. This study was aimed to determine the hemoglobin level of third semester pregnant women in Robert Wolter Mongisidi Hospital Manado. This was a descriptive study with a cross sectional design. Subjects were 39 third semester pregnant women who visited the Obstetric Department of Robert Wolter Mongisidi Hospital and fulfilled the inclusion criteria. The results showed that 25 subjects (64.1%) had low hemoglobin levels and 14 subjects (35.9%) had normal level of hemoglobin. In conclusion, most third semester pregnant women had low hemoglobin levels.Keywords: hemoglobin rate, third trimester pregnant women, anemia Abstrak: Hemoglobin (Hb) darah merupakan parameter yang digunakan untuk menetapkan prevalensi anemia. Nilai normal Hb pada akhir kehamilan rata-rata 12,5 g/dL, dan sekitar 5% wanita hamil konsentrasinya kurang dari 11,0 g/dL. Nilai Hb dibawah 11,0 g/dL terutama pada akhir kehamilan perlu dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi dan bukan karena hipervolemia yang umumnya ditemukan pada kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan menggunakan desain potong lintang. Subyek penelitian ialah 39 ibu hamil trimester III yang berkunjung di Poliklinik Kebidanan di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan 25 subyek (64,1%) memiliki kadar hemoglobin rendah dan 14 subyek (35,9%) memiliki kadar hemoglobin normal. Simpulan penelitian ini ialah sebagian besar ibu hamil trimester III memiliki kadar hemoglobin rendah.Kata kunci: kadar hemoglobin, ibu hamil trimester III, anemia
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.