Djarum Super merupakan sebuah merek rokok ternama di Indonesia yang diproduksi oleh PT Djarum dan terkenal di Indonesia maupun Nigeria. Produk ini dipromosikan melalui berbagai macam media yang diperankan oleh beberapa artis terkenal bahkan sampai pemain bola yang sangat terkenal yaitu Paolo Maldini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji iklan Djarum Super Edisi Paolo Maldini dengan menggunakan metode semiotika. Dalam iklan Djarum Super Edisi Paolo Maldini terdapat adegan yang memperlihatkan beberapa pria yang sedang bermain basket dengan sepatu bermerek. Mitos dari iklan ini adalah bahwa menjadi olahragawan terkenal identik dengan pemakaian fashion yang memiliki merek terkenal. Keberadaan olahraga tidak lepas dari budaya konsumen, yaitu penggunaan merek ternama, seperti Nike dan Adidas. Mitos ini menunjukan adanya budaya konsumen dalam iklan.

AbstrakDalam paper ini, saya akan membahas tentang kasus pembunuhan. Kasus pembunuhan ini terjadi di Probolinggo. Seorang Ayah dibunuh di hadapan anaknya sendiri di kebun kopi di Desa Rambaan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pelaku pembunuhan akhirnya ditangkap polisi. Kapolsek Sumber Iptu Sono menyebut, pelaku adalah S, (32), yang merupakan tetangga korban. Menurut Sono, dari hasil penyidikan, diduga pelaku tega menghabisi nyawa korban, karena korban menggoda istri pelaku. “Pelaku ternyata tetangga korban di Dusun Tempuran, Desa Rambaan. Kami juga mengamankan barang bukti celurit yang digunakan pelaku saat membacok korban,” kata Sono saat dikonfirmasi, Jumat (25/10/2019). Kasus ini jelas tidak mempunyai nilai moral yang baik dan pelakunya sendiri tidak mempunyai hati nurani yang baik (hati nuraninya tumpul). Manusia tidak berhak untuk mencabut (membunuh) sesama, karena hidup dan mati itu hanya Tuhan lah yang berhak menentukannya.Sono menjelaskan, dari hasil penyidikan, inisial S nekat menghabisi korban bernama Sukamto, karena korban telah menggoda istri S saat menjadi TKI di Malaysia, pada 6 tahun silam. Pembunuhan terjadi di Desa Rambaan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Pembunuhan terjadi di hadapan anak Sukamto yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Abstrak Dalam kasus ini, saya akan membahas tentang kasus pembunuhan. Kasus pembunuhan ini terjadi di Tasikmalaya. Terdapat seoarang adik yang dengan tega membunuh kakaknya sendiri. Pembunuhan ini bermotif dendam pribadi antara dua saudara tersebut. Tersangka pun meminta bantuan keponakannya sendiri untuk mengeksekusi di depan rumah korban yang masih satu kampung. Kasus ini juga jelas melanggar Pancasila yaitu sila pertama dan kedua. Kasus ini termasuk pelanggaran pancasila sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” karena setiap agama tentunya mengajarkan mengenai kebaikan. Tuhan menciptakan manusia untuk saling mengasihi dan menyayangi. Manusia tidak berhak untuk mencabut (membunuh) sesama, karena hidup dan mati itu hanya Tuhan lah yang berhak menentukannya. Dari kasus ini juga termasuk pelanggaran Pancasila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” karena dimana dalam sila kedua ini menjelaskan bahwa sebagai rakyat Indonesia selayaknya memperlakukan setiap manusia secara adil dan beradab dengan cara saling mencintai sesama manusia dan menjujung tinggi nilai kemanusiaan. Kepala Polres mengungkapkan "Korban dibunuh memakai alat sebilah balok dan batu di depan rumahnya, ". Kedua tersangka pun diancam dengan tiga pasal sekaligus yakni hukuman mati, seumur hidup dan minimal kurungan penjara minimal 20 tahun. "Ancaman hukumannya tiga tuntutan sekaligus, hukuman mati, seumur hidup dan minimal 20 tahun," ungkapnya