ABSTRAKPenambahan probiotik pada pakan telah banyak diaplikasikan pada kegiatan akuakultur dan terbukti bermanfaat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan. Probiotik yang ditujukan untuk membantu meningkatkan aktivitas pencernaan dalam saluran pencernaan ikan, akan lebih baik apabila diisolasi dari saluran pencernaan ikan itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bakteri probiotik dari saluran pencernaan ikan lele, mengisolasi, menyeleksi, serta mengidentifikasi bakteri yang didapatkan. Lambung dan usus lele, digerus dan diencerkan, kemudian dikultur dengan teknik cawan sebar. Koloni yang didapat dimurnikan dan diseleksi dengan uji zona hidrolisis protein dan uji patogenisitas, dan diidentifikasi secara biokimiawi dan molekuler. Tahap isolasi mendapatkan 10 isolat, tahap uji zona hidrolisis protein mendapatkan 4 isolat dengan zona hidrolisis tertinggi, sedangkan uji patogenisitas hanya meloloskan 2 isolat, yaitu A1 dan L1. Hasil uji identifikasi biokimiawi dan molekuler menunjukkan bahwa isolat A1 adalah Staphylococcus epidermidis dan L1 adalah Bacillus cereus. Bacillus cereus merupakan spesies yang sebagian besar anggotanya merupakan probiotik bagi hewan darat dan ikan, dengan demikian dari penelitian ini didapatkan bahwa Bacillus cereus merupakan kandidat bakteri yang berpeluang untuk dijadikan probiotik.KATA KUNCI: isolasi, seleksi, probiotik, saluran pencernaan, ikan lele ABSTRACT:The
Bakteri yang diisolasi dari saluran pencernaan yang mempunyai aktivitas amilolitik (mencerna karbohidrat), proteolitik (mencerna protein), dan lipolitik (mencerna lemak) dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan bakteri dari saluran pencernaan ikan lele yang memiliki aktivitas amilolitik, proteolitik, dan lipolitik serta berpotensi menjadi probiotik pakan. Tahapan penelitian meliputi kultur dan isolasi bakteri pada media universal dengan penambahan pati, kasein, dan minyak zaitun masing-masing sebanyak 2%, dilanjutkan dengan uji hidrolisis karbohidrat (pati), protein (kasein), dan lemak (minyak zaitun). Hasilnya didapatkan dua isolat dari kelompok bakteri proteolitik, dua isolat dari kelompok amilolitik dan tiga isolat dari kelompok lipolitik. Kandidat bakteri probiotik tersebut berasal dari genus Staphylococcus, Micrococcus, Corynebacterium, Bacillus, Lactobacillus, Aerococcus, dan Streptococcus.
Kendala utama yang dihadapi dalam upaya pencarian bahan baku lokal sumber protein alternatif untuk mendapatkan pakan yang ekonomis dan efisien antara lain kualitas bahannya yang tidak sebaik tepung ikan dan tepung bungkil kedelai impor. Enzim protease, amylase, dan selulase bermanfaat untuk meningkatkan kecernaan bahan baku yang mengandung protein kompleks, karbohidrat, dan serat yang tinggi. Cairan rumen ternak domba telah dideteksi banyak mengandung enzim yang dapat membantu meningkatkan kecernaan bahan baku nabati. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber enzim alamiah yang murah dan tersedia cukup banyak di Indonesia, yaitu cairan rumen domba, untuk menghidrolisis bahan baku tepung bungkil kedelai lokal (TBKL). Penelitian ini terdiri atas dua tahap yaitu in vitro dan in vivo. Penelitian in vitro bertujuan mengevaluasi kadar produk hidrolisis yang dihasilkan setelah TBKL diinkubasi dengan ekstrak enzim kasar dari cairan rumen domba (EEK CRD) dengan dosis 0, 200, 400, 600, dan 800 mL/kg TBKL, dan hasilnya adalah bahwa kadar total gula dan protein terlarut pada TBKL terhidrolisis meningkat apabila konsentrasi EEK CRD bertambah. Penelitian in vivo bertujuan menguji pemakaian TBKL yang telah dihidrolisis dengan dosis yang terpilih (dosis 800 mL EEK CRD/kg TBKL) dalam formulasi pakan ikan nila dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Ikan uji adalah nila berukuran rata-rata 2,48 ± 0,0183 g per ekor, dan dipelihara di 15 akuarium berukuran 50 cm x 60 cm x 50 cm yang diisi masing-masing 10 ekor selama 40 hari percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TBKL terhidrolisis dalam formulasi pakan menghasilkan peningkatan signifikan (P<0,05) pada parameter efisiensi pakan dibandingkan pakan kontrolnya, tetapi tidak signifikan (P>0,05) untuk parameter laju pertumbuhan, konsumsi pakan, retensi protein, dan retensi lemak. Tidak ada perbedaan signifikan (P>0,05) untuk tingkat sintasan di antara kelima perlakuan. EEK CRD dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan melalui predigestion terhadap nutrien protein kompleks dan karbohidrat dalam suatu bahan.
ABSTRAKSuatu percobaan untuk memperbaiki sintasan ikan betutu fase "Growth out" telah dilakukan di Laboratorium Basah Balai Riset Perikanan Budidaya Ar Tawar, Bogor. Wadah percobaan yang digunakan adalah fiber glass berdiameter 1,5 m dan ketinggian 0,5 m. Wadah dirancang sistem resirkulasi, melalui bak stok air (2,5 m 3 ) dan bak pemanasan air (0,6 m 3 ), kemudian pada masing-masing wadah pemeliharaan dirancang biofilter yang berfungsi membersihkan air. Air dari bak stok, dialirkan ke dalam bak pemanasan, kemudian didistribusikan ke wadah pemeliharaan (6 unit) secara gravitasi. Dengan adanya sistem pemanasan suhu air dalam bak pemeliharaan dipertahankan 28 o C-29 o C. Pada masing-masing bak ditebar 25 ekor ikan betutu ukuran sekitar 40±3,7 g. Sebagai perlakuan dalam percoban ini adalah frekuensi pemberian pakan yaitu pemberian 2 kali (pukul 08.00 dan 16.00); 3 kali (pukul 08.00, 12.00, dan 16.00); dan 4 kali (pukul 08.00, 12.00, 16.00, dan 20.00). Percobaan dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok, dan terdiri atas tiga kelompok periode waktu sebagai ulangan (blok). Setiap periode percobaan dilaksanakan selama 60 hari. Pakan yang digunakan dalam percobaan adalah ikan rucah, Tubifex beku, dan diberikan dengan prinsip dikenyangkan (ad satiasi). Parameter yang dievaluasi adalah penambahan bobot badan, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan. Sebagai parameter penunjang adalah laju pengosongan lambung dan usus, serta profil enzim protease pada usus. Untuk mendapatkan data ini dilakukan percobaan terpisah, dengan menggunakan ikan berbobot sekitar 40 g sebanyak 60 ekor. Ikan diberi pakan hingga kenyang, kemudian dilakukan sampling setiap 30 menit, isi organ pecernaan diamati dan ditimbang, juga dilakukan pengamatan enzim protease. Hasil percobaan memperlihatkan, bahwa laju pertumbuhan spesifik dan penambahan bobot tertinggi dicapai pada pemberian pakan 2 kali/hari. Lambung ikan betutu akan kosong setelah 6 jam dari saat pemberian pakan, sedangkan profil enzim protease memperlihatkan pola yang sejalan dengan laju pengosongan lambung.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menguji pengaruh pemberian enzim protease bakteri pada pakan formulasi terhadap kecernaan nutrien, efisiensi pakan, dan pertumbuhan ikan nila. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan, yaitu pakan formulasi kontrol tanpa penambahan enzim (FK 28), pakan formulasi yang ditambah enzim protease yang diproduksi oleh bakteri Bacillus cereus (FBc), pakan formulasi yang diberi enzim protease yang diproduksi oleh bakteri Staphylococcus epidermidis (FSe), pakan komersial berkadar protein 28% (KK 28), dan pakan komersial berkadar protein 31% (KK 31). Penelitian menggunakan ikan nila berukuran awal 4,07±0,25 g, dilakukan pada 15 buah akuarium berukuran 60 cm x 50 cm x 50 cm yang dilengkapi sistem resirkulasi selama enam puluh hari pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian enzim protease bakteri Bacillus cereus secara signifikan mampu meningkatkan efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan nila dibandingkan dengan pakan kontrol. Kecernaan protein dan total pakan meningkat secara signifikan dengan adanya penambahan enzim protease bakteri Staphylococcus epidermidis dan Bacillus cereus. Penambahan enzim bakteri Staphylococcus epidermidis dan Bacillus cereus juga secara nyata meningkatkan retensi protein dan palatabilitas pakan formulasi. Sintasan tidak berbeda nyata di antara kelima perlakuan. Diperoleh kesimpulan bahwa enzim protease kedua bakteri tersebut efektif untuk meningkatkan kualitas pakan dan kinerja pertumbuhan ikan nila.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.