Adult presumptive tuberculosis (TB) patients (n = 1690) were screened for TB using a questionnaire, chest X-ray (CXR) and sputum microscopy for acid-fast bacilli (AFB); <named-content content-type="genus-species">Mycobacterium tuberculosis</named-content> culture was performed for 74% of the patients and Xpert® MTB/RIF was done for 17.2%. Among patients recruited, 943 (55.8%) were diagnosed with TB, of whom 870 (92.3%) were bacteriologically confirmed and 73 (7.7%) were clinically diagnosed on the basis of CXR. Using CXR prior to culture or Xpert testing reduces the number needed to screen from 7.6 to 5.0. Using CXR to triage for culture or Xpert testing reduces the number of missed cases and increases the efficiency of culture and Xpert testing.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola makan dan aktivitas fisik masyarakat Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran. Data diperoleh dari pengisian kuisioner mengenai pola makan dan aktivitas fisik serta pengukuran lingkar perut untuk mengetahui prevalensi resiko terjadinya sindrom metabolik. Dari 544 responden rata-rata berusia 30 tahun, 129 orang mempunyai lingkar perut yang tidak normal, 47% mengkonsumsi manis setiap hari 32% mengkonsumsi asin setiap hari dan 56% tidak olahraga setiap hari. Hasil ini menunjukkan cukup banyak masyarakat setempat yang memiliki pola makan dan pola aktivitas fisik yang tidak sehat, serta lingkar perut yang mengarah pada kejadian sindrom metabolik. Upaya preventif pencegahan terjadinya sindrom metabolik perlu dilakukan secara integratif. Pihak Dinas Kesehatan dan Pemerintahan Kabupaten Pangandaran dapat mengadakan program edukasi dan pemantauan terhadap pola makan dan aktivitas fisik sebagai langkah konkret dalam pencegahan sindrom metabolik