2021
DOI: 10.29244/jai.2021.9.1.55-66
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung di Provinsi Gorontalo

Abstract: Price fluctuations at the producer and consumer levels determine the performance of the maize market in Gorontalo Province. This will affect the decisions and ability of the corn marketing agencies involved in responding to price changes. The slow response of marketing agencies to changes in maize prices indicates inefficient market conditions in terms of prices. In addition, differences in market power between marketing agencies indicate inefficiencies in marketing maize from an operational perspective. There… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

1
3
0
3

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(7 citation statements)
references
References 14 publications
1
3
0
3
Order By: Relevance
“…Marketing channel V has the highest marketing margin because it involves many intermediaries in corn marketing compared to other marketing channels. This study is in accordance with the results of research conducted by (Ashari & Syamsir, 2021) in Pohuwato Regency, Gorontalo Province, where there are three marketing channels, and marketing channel III has the lowest marketing margin because farmers sell directly to exporters without intermediaries.…”
Section: Marketing Marginsupporting
confidence: 89%
“…Marketing channel V has the highest marketing margin because it involves many intermediaries in corn marketing compared to other marketing channels. This study is in accordance with the results of research conducted by (Ashari & Syamsir, 2021) in Pohuwato Regency, Gorontalo Province, where there are three marketing channels, and marketing channel III has the lowest marketing margin because farmers sell directly to exporters without intermediaries.…”
Section: Marketing Marginsupporting
confidence: 89%
“…Jagung menjadi komoditi pangan paling banyak dikembangkan di Gorontalo dan diterapkan disetiap kabupatennya. Jagung digunakan sebagai bahan baku industri rumah tangga dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak, badan pusat statistik menyatakan bahwa produksi tertinggi terjadi di tahun 2014 sebesar 719,780 ton dan mengalami penurunan karena adanya penurunan luas panen ditahun 2015 (Ashari & Syamsir, 2021). Pemerintah Gorontalo menargetkan swasembada komoditi jagung pada jenjang waktu 2015-2019, dan program tersebut terbukti mencapai target dimana pada tahun 2017 mencapai 1.5 juta ton (Wibowo, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kandungan gingerol pada jahe merupakan inhibitor biosintesis prostaglandin yang lebih poten dari indometasin dan meningkatkan produksi interleukin-10 (IL-10) yang merupakan antipiretik endogen. 6 Seperti dikemukakam oleh Ashari (1995) bahwa jahe sejak dulu memang dikenal luas sebagai obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit selain sebagai bahan penyedap masakan dan bahan minuman. Rimpang jahe mengandung zat kimia yang umumnya digunakan sebagai obat beberapa penyakit atau kelemahan jasmani, misalnya untuk obat demam, batuk dan sakit perut.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Rimpang jahe mengandung zat kimia yang umumnya digunakan sebagai obat beberapa penyakit atau kelemahan jasmani, misalnya untuk obat demam, batuk dan sakit perut. 7 Selain itu Tim Lentera (2004) juga menginformasikan bahwa dilihat dari kandungan kimia, jahe mengandung zat-zat yang dapat menyembuhkan penyakit seperti demam, limonene sebagai obat flu, 1,8 cineole sebagai perangsang keluarnya keringat, pusing dan masuk angin, serta guanicol untuk meredakan batuk. 8…”
Section: Pendahuluanunclassified