Analisis level makroskopis, mikroskopis dan simbolik mahasiswa dalam memahami elektrokimia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa dilihat dari aspek makroskopis, mikroskopis dan simbolik dalam memahami konsep. Fenomena pembelajaran kimia yang ditemukan hampir selalu terfokus pada tingkat makroskopik berupa rumus dan angka, sedangkan tingkat yang sering luput dari pengematan adalah tingkat mikroskopik dan simbolik seperti penyajian diagram dan proses reaksi kimia.Salah satu sifat dari ilmu kimia adalah cenderung bersifat abstrak dan kompleks, seperti proses terjadinya reaksi elektrolisis dimana terjadi pergerakan partikel yang tidak dapat diamati oleh mata sehingga sering terjadi miskonsepsi dalam memahami konsep kimia. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester satu sebanyak 40 orang di prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Sampel penelitian ini diambil secara purposive random sampling dengan kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pemahaman mahasiswa pada konsep elektrokimia dilihat dari level makroskopis sebesar 72,75% kategori baik, level mikroskopis sebesar 66,25% kategori baik dan simbolik adalah 70% kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan aspek makroskopis, mikroskopis, simbolik dapat menanamkan konsep secara utuh. AbstractThis research aims to find out the students’ comprehension from the macroscopic, microscopic, and symbolic aspects of the concept. The phenomenon of chemistry learning that is found almost focused on the macroscopic level in the form of formulas and numbers, while the level that often missed in some observation is microscopic and symbolic levels; such as diagramming and chemical reaction processes. One of the characteristics of chemistry tends to be abstract and complex, as the process of electrolysis reaction in which the particle movement can’t be observed so that misconceptions often occur in understanding chemical concepts. This research was conducted on 40 first-semester students in the Department of Pharmacy, University of Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. The research sample was taken by purposive random sampling with a questionnaire. Based on the result, the students’ comprehension of the electrochemistry concept have 72,75% good category in macroscopic level, 66,25% good category in microscopic level, and 70% good category in symbolic. So, it can be concluded that learning with macroscopic, microscopic, and symbolic could fulfill the concept perfectly.

Pengembangan Multimedia Interaktif Kimia Berbasis PBL (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa

“…Submikroskopik merupakan salah satu karakteristik ilmu kimia yang sangat penting, selain representasi makroskopik dan simbolik, atau yang dikenal dengan multirepresentasi (Gilbert & Treagust, 2009). Ketiga bentuk representasi tersebut mempengaruhi kemampuan siswa memahami konsep (Santos & Arroio, 2016;Sukmawati, 2019). Namun, representasi submikroskopik seringkali diabaikan dalam pembelajaran (Mashami, Andayani, & Gunawan., 2012).…”

Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing Terintegrasi Laboratorium Virtual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Metakognitif Siswa

“…menyertai perubahannya. Ilmu kimia mengkaji aspek secara abstrak dan konkret dalam satu kesatuan (Adnyana, 2012), pemahaman konsep kimia melibatkan kajian aspek makroskopik, mikroskopik, dan simbolis (Sudria et al, 2011), dan dalam ilmu kimia dipelajari tentang fakta, konsep dan prinsip (Sukmawati, 2019). Kimia sebagai mata pelajaran yang diterima secara universal dan direalisasikan tidak hanya oleh siswa tetapi juga orang-orang yang ingin tahu tentang bahan kimia.…”

“…Keberhasilan pembelajaran bagi siswa menjadi tujuan utama pendidikan (Muhali et al, 2020), dan sampai saat ini pendidik sebagai fasilitator pembelajaran masih menuntut siswa mampu menguasai pengetahuan secara kognitif (Sukaisih & Muhali, 2014), pembelajaran kimia seharusnya memperhatikan beberapa hal dilihat dari karakteristik ilmu kimia itu sendiri baik dari aspek proses, produk, dan sikap (Sukmawati, 2019). Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi lemahnya pengajaran sains khususnya kimia yaitu sikap negatif siswa terhadap subjek sains, metodologi yang digunakan pendidik, tidak adanya materi instruksional dalam ilmu ajar, atau kurangnya inspirasi atau fondasi akan konsep di kalangan siswa (Hassan, 2015).…”

“…Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi lemahnya pengajaran sains khususnya kimia yaitu sikap negatif siswa terhadap subjek sains, metodologi yang digunakan pendidik, tidak adanya materi instruksional dalam ilmu ajar, atau kurangnya inspirasi atau fondasi akan konsep di kalangan siswa (Hassan, 2015). Pembelajaran kimia berorientasi pada produk tanpa memperhatikan aspek sikap dan proses (Sukmawati, 2019), pembelajaran kimia di kelas kurang mengintegrasikan tigas aspek ilmu kimia (makroskopik, mikroskopik, dan simbolik) (Adnyana, 2012). Hal ini berakibat pada siswa dalam memahami pembelajaran kimia yang terkesan sulit, tidak kontekstual, dan sangat abstrak.…”

The Validity of Molecular Geometry Based Virtual Reality to Improve Student Visual-Spatial Intelligence in New Normal Era

“…Chemistry is one of the clumps of Natural Sciences (IPA). Chemistry is a science that studies facts, concepts, and principles of chemistry (Sukmawati, 2019). Chemistry is one of the lessons that must be learned by high school students, especially high school students who choose science programs.…”