Latar Belakang: Gizi lebih pada remaja Indonesia merupakan masalah gizi yang meningkat beberapa tahun terakhir dari 7,3% menjadi 13,5%. Faktor-faktor yang berkontribusi pada peningkatan status gizi diantaranya yaitu pola makan, gaya hidup, dan sosial ekonomi. Gizi lebih dapat menimbulkan komplikasi masalah kesehatan seperti penyakit tidak menular.
Tujuan: Menganalisis hubungan asupan energi, preferensi makan, pengaruh teman sebaya, dan pendidikan orang tua dengan kejadian gizi lebih remaja di Depok.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan desain cross-sectional. Teknik stratified random sampling digunakan untuk mengumpulkan sampel dari Sekolah Menengah Atas (SMA) terpilih di Depok sebanyak 108 siswa. Status gizi didapatkan dari pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) menggunakan Indeks Massa Tubuh berdasarkan Usia (IMT/U), asupan energi dengan wawancara Food Recall 2x24 jam, preferensi makan menggunakan Food and Beverage Preference Questionnaire (FBPQ), pengaruh teman sebaya menggunakan Peer Influence Scale (PIS), dan pendidikan orang tua dengan pengisian kuesioner. Analisis hubungan dilakukan dengan uji Chi-Square dan Fisher Exact.
Hasil: Analisis bivariat menunjukkan asupan energi (p=0,030), preferensi makan (p=0,019), dan pengaruh teman sebaya (p=0,006) terdapat hubungan dengan kejadian gizi lebih. Pendidikan orang tua (ayah, p=0,365; ibu, p=0,103) tidak terdapat hubungan dengan kejadian gizi lebih.
Kesimpulan: Faktor individu remaja memiliki hubungan signifikan dengan kejadian gizi lebih. Remaja perlu memperhatikan intake energi, mengembangkan preferensi makan sehat, dan manfaatkan teman sebaya untuk mengadopsi perilaku makan yang baik agar terhindar dari kejadian gizi lebih.