Diabetes Melitus (DM) merupakan adanya suatu gangguan metabolisme kronis ditunjukkan dengan kadar gula darah yang tinggi bersama gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Gangguan tersebut sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang kurang responsif terhadap insulin atau sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas yang menyebabkan berkurangnya produksi insulin. Metode penelitian non eksperimental dengan pendekatan deskriptif yang diambil secara Retrospektif. Menggunakan rangcangan penelitian total sampling. Kemudian dianalisis berdasarkan karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, diagnosis) Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif, kemudian data ditabulasikan dan hasil penelitian dapat dikaji ketepatan berdasarkan kriteria 4T (Tepat indikasi, Tepat pemilihan obat, Tepat Dosis, Tepat pasien). Hasil penelitian di Puskesmas Gogagoman tahun 2022 menunjukkan pengobatan Diabetes Melitus tipe 2 menggunakan metformin (61%), glimepirid (11%), glibenklamid (2%), metformin & glimepiride (11%), dan kombinasi metformin & glibenklamid (2%). Rasionalitas pengobatan Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas gogagoman tahun 2022 sebesar 34%. Berdasarkan evaluasi pengobatan pasien antidiabetes tepat indikasi, 68% tepat obat, 69% tepat pasien 75%, dan 77% tepat dosis.