Literacy is no longer single entity; there are several aspects of literacies, especially in the era of information technology and digital media today, so it is called multiliteracies. This article presents the results of research on multiliteracies practice products in the form of Islamic boarding school (pesantren) website. Applying the theoretical framework of the new literacy study approach, this research focuses on the context, patron, or sponsorship of multiliteracy practices, and santri responses through it. Data were collected through textual analysis, interviews, and observations at the Nuris Pesantren in Jember. The results showed that patrons of the pesantren multiliteracies practice that produced website were the kiai and the sons of the kiai. Literacy patrons or sponsors always color the content and cultivation of any web or multiliteracies product. Kiai pesantren holds positions as patron and sponsor of pesantren-based multiliteracy practices in the age of digital media technology. The kiai’s vision and thought have an influence on the practice and products of pesantren multiliteracies. The kiai serves as a model (patron) of literacy as well as a sponsor (supporting element) of multiliteracy practices. The kiai remains a “filter” of values for the santri and the community in the digital era. AbstrakLiterasi kini tidak lagi satu, tetapi beberapa aspek, terlebih di era teknologi informasi dan media digital, sehingga disebut dengan multiliterasi. Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang produk praktik multiliterasi yang berupa website pondok pesantren. Dengan menerapkan kerangka teoritik pendekatan kajian literasi baru, penelitian ini memfokuskan bahasan pada konteks, patron, atau sponsor yang membentuk produk praktik multiliterasi, serta respon santri terhadap praktik tersebut. Data dikumpulkan dengan telaah dan analisis tekstual, wawancara, dan observasi di Pondok Pesantren Nuris Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa patron atau sponsor praktik multiliterasi pesantren yang menghasilkan produk website adalah kiai dan putra-putra kiai. Patron atau sponsor literasi senantiasa mewarnai konten dan penggarapan website atau produk multiliterasi apapun. Kiai pesantren memegang posisi sebagai patron dan sponsor praktik multiliterasi berbasis pesantren di zaman teknologi media digital. Visi kiai dan pemikirannya memberikan pengaruh pada praktik dan produk literasi/multiliterasi pesantren. Kiai menjadi teladan (patron) literasi sekaligus juga menjadi sponsor (unsur yang mendukung) praktik multiliterasi. Namun, kiai tetap menjadi “penyaring” nilai bagi santri dan masyarakat di tengah revolusi teknologi digital.