Fastness Properties and Color Analysis of Natural Indigo Dye and Compatibility Study of Different Natural Reducing Agents

Hossain, Md. Delwar; Khan, Md. Mashiur Rahman; Uddin, Md. Zulhash

doi:10.1007/s10924-016-0900-6

Cited by 29 publications

(20 citation statements)

References 19 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Therefore, the production and use of natural indigo has declined and gradually disappeared such that it currently occurs only in a few remote areas in China, India, and a few other countries [ 11 , 12 ]. However, the disadvantages of using synthetic dyes include the high costs of the raw materials, their toxicity, and environmental pollution [ 7 , 8 , 13 – 17 ]. Therefore, in recent years, consumer interest in natural indigo has been on the rise, which has attracted the attention of dyeing enterprises.…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Quality blues: traditional knowledge used for natural indigo identification in southern China

Shi

Zhang

Wang

et al. 2021

J Ethnobiology Ethnomedicine

View full text Add to dashboard Cite

Background As one of the oldest traditional dyes, people worldwide have used natural indigo for centuries. Local people have unique knowledge about indigo identification, which is crucial for indigo quality control and determining the dyeing effects. However, such traditional knowledge is rarely documented and explained. Therefore, the aims of this study were to document and assess the traditional knowledge used by local people when identifying natural indigo paste as well as quantitatively explore the characteristics and material basis of such traditional knowledge. Method Three field surveys were conducted between 2019 and 2020. A total of 283 traditional indigo-paste artisans were interviewed in Guizhou, Yunnan, and Fujian Provinces. The frequency of citation, mention index, and fidelity level of each indigo-paste quality criterion were calculated to determine the most commonly used, recognized, and important quality criteria. To explore the characteristics and material basis of the traditional knowledge, we analyzed 21 indigo-paste samples using high-performance liquid chromatography with diode-array detection (HPLC-DAD), pH, and particle size analyses. Results Local people possess unique knowledge to identify natural indigo. Based on this knowledge accumulated over thousands of years, four criteria (color, taste, touch, and dyeing ability) were chosen by local people, and using these criteria, nature indigo was divided into five quality grades. The best quality indigo paste was judged according to the following folk criteria: dark blue in color with a purple-red luster; smooth and difficult to wipe off; having a sweet, bitter or spicy taste; and easy cloth dyeing. Additionally, the higher the contents of indigo and indirubin—especially indirubin—the better is the quality of the indigo paste. Within the pH range of 9–12, high-quality indigo-paste was more acidic. There was no significant relationship between particle size and quality. Conclusion The ancient methods used by local people for identifying natural indigo are comprehensive and unique. By documenting the various folk quality criteria and conducting quantitative analyses, this study revealed the importance of indirubin and pH for assessing the quality of indigo paste. These findings differ from existing quality standards for synthetic indigo. Amid rapid modernization, traditional knowledge remains invaluable as a world heritage of humanity that warrants preservation.

show abstract

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Quality blues: traditional knowledge used for natural indigo identification in southern China

Shi

Zhang

Wang

et al. 2021

J Ethnobiology Ethnomedicine

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…. jam (Suheryanto, 2012), perbandingan daun indigo dan air sebanyak 1 : 5 bagian (Lestari & Riyanto, 2004 (Hossain, Khan, & Uddin, 2016). Zat warna alam indigo mempunyai ketahanan warna yang unggul terhadap pencucian dan sinar (Lestari & Sulaeman, 1998 (Kuntari & Barkasih, 2005).…”

Section: Pendahuluanunclassified

Kualitas Pewarnaan Batik Menggunakan Bubuk Indigofera Tinctoria Dan Strobilanthes Cusia

Arta¹,

Atika

Haerudin

et al. 2019

DKB

View full text Add to dashboard Cite

ABSTRAK Indigo adalah zat warna alam paling tua yang dikenal manusia dan mempunyai peran besar dalam sejarah pewarnaan alami di dunia. Penelitian pembuatan bubuk pewarna indigo dengan menggunakan pengeringan konvensional ini dilakukan untuk melihat kemampuan bubuk zat warna alam (ZWA) indigo saat diaplikasikan pada proses pewarnaan kain batik. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan laboratorium secara rancang acak dengan 2 (dua) variabel tetap yaitu pengeringan menggunakan oven dan pewarnaan batik pada katun, kemudian 2 (dua) variabel berubah yaitu jenis indigo dan pereduksi. Jenis tanaman indigo yang digunakan yaitu Indigofera tinctoria dan Strobilanthes cusia, sedangkan pereduksi yang digunakan yaitu gula jawa dan tetes tebu. Parameter uji berupa ketuaan warna dan beda warna dilakukan untuk menguji hasil aplikasi warna pada batik. Berdasarkan data spektra IR, diduga senyawa yang terdapat pada pewarna alami Indigofera tinctoria dan Strobilanthes cusia adalah senyawa leuco indigo. Sementara hasil variasi pereduksi bubuk Indigofera tinctoria dengan pereduksi tetes tebu menghasilkan warna paling tua dengan nilai K/S 1,73 dan nilai beda warna L* = 37,62, a* = (-1,52) dan b* = (-14,87). Bubuk pewarna Indigo tinctoria dan Strobilanthes cusia dari pengeringan konvensional keduanya dapat diaplikasikan sebagai pewarna kain batik.

show abstract

“…Dalam hal ini penggunaan komposisi gula jawa pada penelitian ini perbandingan konsetrasinya lebih besar dibanding penggunakan konsentrasi tetes tebu, glukosa dalam gula jawa berperan sebagai agen pereduksi gugus indigotin di dalam pasta indigofera. 5 Pigmen warna indigofera yang tidak larut dalam air agar dapat mewarnai kain harus direduksi terlebih dahulu 8 , penggunaan gula merah sebanding dengan berat pasta indigo dalam proses reduksi menghasilkan warna biru yang tua. 8…”

Section: Tabel 5 Uji Ketuaan Warnaunclassified

Pewarnaan Batik Kapas Dan Sutera Menggunakan Daun Indigofera Tinctoria Dari Ambarawa Dan Kulon Progo Dengan Reduktor Gula Aren Dan Tetes Tebu

Haerudin

Fitriani

2019

View full text Add to dashboard Cite

Tanaman Indigofera tinctoria merupakan salah satu tanaman semak yang berpotensi untuk dijadikan pewarna alam. Tanaman tersebut banyak tumbuh di Indonesia secara liar dengan berbagai jenis, salah satunya adalah indigofera tinctoria. Besarnya potensi tanaman indigofera tinctoria terlihat dari adanya beberapa daerah di Indonesia yang telah banyak membudidayakannya dengan baik saat ini. Sumber pigmen warna tanaman indigofera berasal dari senyawa indigotin yang umumnya terkandung pada daun dan ranting yang diproses dengan cara fermentasi reduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data kualitas ketahanan luntur warna pada pencucian, jemur sinar matahari serta arah warna yang dihasilkan dari pewarnaan batik kain kapas dengan menggunakan zat warna alam indigofera tinctorial, dengan pereduksi gula aren dan tetes tebu serta untuk menghasilkan formula proses yang optimal. Metodologi penelitian yang dilakukan adalah fermentasi daun indigofera tinctoria yang berasal perkebunan di daerah Ambarawa dan Kulon Progo dalam air selama 24 jam, reduksi pasta indigofera menggunakan gula aren dan tetes tebu, aplikasi pada pewarnaan batik kapas dan sutera serta pengujian kualitas, arah dan ketahanan luntur warnanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pewarnaan kain batik oleh indigofera tinctoria dari semua daerah lokasi pengambilan tanaman memiliki ketahanan luntur warna yang baik terhadap pencucian, gosokan basah, dan sinar matahari dengan nilai rata-rata 4-5. Arah warna yang dihasilkan adalah biru muda hingga biru tua. Kain batik dengan hasil warna biru paling tua (nilai K/S 55,12) diperoleh dari pasta indigofera dari perkebunan Kulon Progo dengan reduktor gula aren.

show abstract

Fastness Properties and Color Analysis of Natural Indigo Dye and Compatibility Study of Different Natural Reducing Agents

Cited by 29 publications

References 19 publications

Quality blues: traditional knowledge used for natural indigo identification in southern China

Quality blues: traditional knowledge used for natural indigo identification in southern China

Kualitas Pewarnaan Batik Menggunakan Bubuk Indigofera Tinctoria Dan Strobilanthes Cusia

Pewarnaan Batik Kapas Dan Sutera Menggunakan Daun Indigofera Tinctoria Dari Ambarawa Dan Kulon Progo Dengan Reduktor Gula Aren Dan Tetes Tebu

Contact Info

Product

Resources

About