Forecasting Coconut Production in Indragiri Hilir with Autoregressive Integrated Moving Average Model

Abstract

Indragiri Hilir adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang merupakan penghasil kelapa terbesar di Indonesia. Berdasarkan data statistik, jumlah produksi kelapa di Indragiri Hilir tercatat sekitar 313.396 ton pada Tahun 2021, tetapi produksinya menurun dari tahun ke tahun. Jumlah produksi kelapa yang akan datang perlu diketahui, sehingga bisa dicarikan solusi agar produksi kelapa di Indragiri Hilir bisa kembali meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkiraan atau peramalan produksi kelapa untuk 5 tahun yang akan datang. Hal ini berguna untuk mengetahui sejauh mana penurunan produksi kelapa selama rentang waktu tersebut, sehingga bisa dicarikan solusinya. Dalam penelitian ini, peramalan jumlah produksi kelapa dilakukan dengan metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adalah model yang secara penuh mengabaikan independen variabel dalam membuat peramalan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan aplikasi EViews sebagai alat bantu untuk peramalan. Berdasarkan hasil peramalan bahwa jumlah produksi kelapa untuk 5 tahun yang akan datang (2022-2026) adalah menurun. Jika hal ini dibiarkan, lama kelamaan Indragiri Hilir tidak lagi menjadi penghasil kelapa terbesar di Riau. Solusi yang diberikan adalah peremajaan atau replanting terhadap lahan tanaman yang rusak dan tua perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, perlu peranan pemerintah dalam meningkatkan program peremajaan tanaman, khususnya pada perkebunan rakyat.

Pemanfaatan Limbah Kentos Menjadi Fried Coconut Sprout

“…Provinsi Riau merupakan provinsi yang memberikan paling banyak kontribusi produksi kelapa di Indonesia. Sentra kelapa di Provinsi Riau terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir [2]. Produksi kelapa dalam di Indragiri Hilir mencapai 263.732,34 ton, sedangkan kelapa hibrida sekitar 49.794,96 ton pada Tahun 2022 [3].…”