Body Mass Index (BMI) can be used as an indicator to obtain the nutritional status of an individual. Poor nutritional status can influence salivary flow rate resulting in several diseases in the oral cavity such as xerostomia, caries, etc. This study was aimed to obtain the relationship between BMI and salivary flow rate in college students of the Dentistry Program of Sam Ratulangi University. This was an analytical descriptive study with a cross sectional design conducted in 54 college students of the Dentistry Program of Sam Ratulangi University. BMI was calculated in kg/m2 meanwhile the salivary flow rate was determined with unstimulated saliva collection method in ml/minute. Data were analyzed by using Pearson correlation test. The results showed that there were 54 subjects consisted of 12 males and 42 females with an age range of 18-22 years old. Most of the subjects had normal BMI (9.26% in males and 42,59% in females). Normal BMI was most common in subjects aged 21 years (16,67%). The lowest salivary flow rate (0.10 ml/minute) was 1.85% and the highest salivary flow rate (0.33 ml/minute) was 16.67%. The Pearson correlation test showed P = 0.000 (< 0.05) and r = -0.756. Conclusion: In this study, there was a significant negative relationship between BMI and salivary flow rate in college students of the Dentistry Program of Sam Ratulangi University.Keywords: BMI, salivary flow rate Abstrak: Indeks massa tubuh (IMT) dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui status gizi seseorang. Status gizi buruk dapat memengaruhi laju aliran saliva sehingga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit di dalam rongga mulut antara lain xerostomia dan karies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT dengan laju aliran saliva pada mahasiswa PSPDG Unsrat. Jenis penelitian ini ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan pada 54 mahasiswa PSPDG Unsrat. IMT ditentukan dalam satuan kg/m2dan laju aliran saliva ditentukan dengan metode pengumpulan unstimulated saliva dengan satuan ml/menit. Data dianalisis menggunakan uji korelasi sederhana Pearson untuk mengetahui hubungan IMT dengan laju aliran saliva. Hasil penelitian mendapatkan 54 subyek penelitian terdiri dari 12 laki-laki dan 42 perempuan dengan usia 18-22 tahun. Nilai IMT pada laki-laki dan perempuan paling banyak terdapat pada kategori normal (9,26% dan 42,59%). IMT normal berdasarkan usia paling banyak terdapat pada usia 21 tahun sebanyak 9 subyek (16,67%). Laju aliran saliva terendah (0,10 ml/menit) sebanyak 1,85% dan laju aliran saliva tertinggi (0,33 ml/menit) sebanyak 16,67%. Uji korelasi sederhana Pearson menunjukkan nilai P = 0,000 (<0,05) dan r = -0,756. Simpulan: Terdapat hubungan negatif yang bermakna antara IMT dengan laju aliran saliva pada mahasiswa PSPDG Unsrat.Kata kunci: IMT, laju aliran saliva