Implementasi Model Pembelajaran Tadzkirah Pada Pelajaran Aqidah Akhlak Di Madrasah Ibtidaiyah (Mi) Nurul Jihad Kecamatan Tembilahan Hulu

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi model pembelajaran tadzkirah pada pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah (Mi) Nurul Jihad Kecamatan Tembilahan Hulu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian pengumpulan data digunakan melalui teknik observasi dan dokumentasi. Data yang bersifat kualitatif dikumpulkan dengan bentuk angka dan dipersentasikan, sedangkan data yang bersifat kualitatif dinyatakan dalam bentuk kata-kata yang dapat disimpulkan. Hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan dengan persentasi 67,70% dengan kategori Baik, hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut: Guru Mengidentifikasi prilaku yang menjadi sasaran, Guru merumusan secara khusus prilaku akhir, Guru Mengembangkan rencana mengulur, Guru mencatat prilaku, Guru Menemukan titik dimana terlihat adanya perusakan prilaku atas dasar yang diperoleh, Guru Memberikan konsekuensi yang diinginkan dari posisi yang dipilih, Guru Menjernihkan konflik prilaku dengan menggunakan proses prumpamaan, Guru Menetapkan prioritas dengan cara membendingkan prilaku yang satu dengan yang lain, Guru meminta kepada Para pelajar menyatakan prioritas tersebut dalam prilaku keseharian, Guru meminta kepada Para pelajar menyatakan prilaku yang telah dilaksanakan, Guru memberiakan rasional tentang prilaku yang telah dilaksanakan, Guru menjernihkan konflik-konflik nilai dari prilaku yang telah dilaksanakan pelajar, Guru memperhatikan Para pelajar meluruskan prilakunya dalam situasi yang berbeda, Guru menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan siswa, Guru terus menerus memberikan kesadaran, Guru menetapkan konsekueansi yang diperkirakan, Guru menguji kesahihan fakultas dari prilaku yang ditentukan diawal kegiatan. Hasil akhir dalam penelitian ini dafat disimpulkan dengan persentasi 64,70% dengan kategori Baik.

Pemahaman Science, Technology, Engineering, Art dan Mathematic (STEAM) pada Calon Guru PAUD

“…Mulai dari aspek contoh bentuk implementasi pendekatan STEAM meliputi membangun atau membentuk bangunan dengan balok, kardus bekas, lego, atau batu kerikil. Sejalan dengan pendapat (Hasnawati, Hasnawati, and Asmar, Syaiful and Masdafi, Masdafi and Rusdiana, 2019), salah satu aktivitas yang dilakukan anak saat mengikuti pembelajaran STEAM di kelas yaitu anak dapat menggunakan berbagai bahan, merancang dan menciptakan serta membangun sesuatu yang dapat difungsikan. Diperkuat oleh pendapat (Sa'ida, 2021) anak usia dini dapat dikembangkan melalui aktivitas bermain balok, penggunaan alat-alat teknologi sederhana seperti gunting, sendok, dan pembuka tutup botol.…”

“…Kaitannya dengan pendekatan STEAM juga memiliki keterkaitan dengan Kurikulum K13 PAUD terutama dalam pengembangan pendekatan saintifik, responden mayoritas setuju akan pernyataan tersebut. Pendapat yang sama disampaikan oleh (Hasnawati, Hasnawati, and Asmar, Syaiful and Masdafi, Masdafi and Rusdiana, 2019) Responden mampu menjelaskan setiap unsur dalam STEAM yang terdiri dari sciencie, technology, engineering, the art, and mathematics. Berdasarkan data yang terlihat pada gambar 1.5 diagram batang pemahaman unsur STEAM dapat dijabarkan sebagai berikut; untuk unsur 1 sciencie, sejumlah 55% responden menyetujui bahwa secara natural anak adalah saintifik artinya menerapkan STEM dalam pembelajaran tidak harus menggunakan aktivitas percobaan didalam laboratorium.…”

“…Aktivitas yang dilakukan dengan unsur Science yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, menguji, dan menarik kesimpulan. Hal tersebut diperkuat oleh (Hasnawati, Hasnawati, and Asmar, Syaiful and Masdafi, Masdafi and Rusdiana, 2019), sains bagi anak usia dini diartikan sebagai berbagai hal yang menstimulasi anak untuk membangun rasa ingin tahu, minat, pemecahan masalah, sehingga memunculkan pemikiaran dan kegiatan mengamati, berpikir, dan mengaitkan antar konsep. Pernyataan yang disetujui hanya sebagian besar responden 55% dapat diartikan bahwa masih ada guru yang memiliki pemahaman bahwa kegiatan sains harus dengan kegiatan yang menekankan pada kegiatan dengan percobaan.…”

“…Sedangkan untuk teknologi modern lebih menekankan pada peralatan modern yang digunakan anak dalam pembelajaran seperti laptop, gawai, dan platform zoom, video call Whats App, Google Classroom, dan lainnya. Unsur engineering sebagaiman pendapat dari (Hasnawati, Hasnawati, and Asmar, Syaiful and Masdafi, Masdafi and Rusdiana, 2019;Henriksen, 2017;Juliana Utley, 2020;Mcclure et al, 2017;Putri, 2019;Wahyuni et al, 2020), adalah aktivitas anak dalam melakukan rekayasa teknologi melalui kegiatan identifikasi masalah dan memecahkan masalah. Contoh dari kegiatan tersebut adalah anak bermain balok, menggunakan gunting, sendok, atau pembuka tutup botol, atau membuat bangunan.…”

Religious Education in Islamic and Christian Perspectives to Global Demands

“…The existence of a constitutional amendment allocating 20% budget for good education but this budget certainly is not enough, which it is still needed some numbers of another step in educational reformation including eliminating discriminatory practices of institutions allocating the budget for education under the Ministry of Education and Religious Affairs (Abdullah Maulia ;Hasnawati, Hasnawati;Afridzal, Aulia, 2018). The need for increasing appreciation among bureaucrats against students with ways to facilitate not even difficult all the processes relating to educational affairs procedures.…”