Implementation of 5E Plus Learning Model on Energy Subject Matter to Improve Students’ Argumentation Skills

Abstract

Argumentation skills consist of 2 elements: skills to construct arguments and implement them. However, some studies show that students’ argumentation skills were low. This study proposed the 5E Plus learning model to improve students’ argumentation skills. The model consists of an element named Enliven and six syntaxes: Orientation, Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, and Evaluation. This study aimed to investigate the effectiveness of the 5E Plus learning model in improving students’ argumentation skills. This study used Energy subject matter (which consisted of 3 topics, Mechanical, Heat, and Electrical Energy). The study’s sample consisted of 40 1st semester college students from the Natural Science department and was taken randomly. We used One-Group Pretest-Posttest as a research design and collected data using an argumentation skills test. The data was examined using an Independent sample t-test to determine the effectiveness of the 5E Plus learning model. The results were: 1) the 5E Plus learning model was effective for improving students’ argumentation skills, 2) All components of students’ argumentation skills were successfully improved, which warrant experienced the highest improvement, 3) Students’ argumentation skills in all three topics were successfully improved, which in Mechanical Energy topic the skills experienced the highest improvement.

Profil argumentasi calon guru IPA pada materi energi alternatif

“…Keterampilan argumentasi berkaitan dengan tujuan belajar merupakan kompetensi yang penting di abad 21 (Wikara, B. et al, 2022). Kegiatan argumentasi melibatkan siswa dalam praktik ilmiah otentik dimana mereka mencari pola data untuk membentuk bukti yang mendukung klaim dan mengevaluasi argumennya (Chen, Y., et al, 2016;Probosari, R.M., et al, 2022).…”

“…Komponen argumentasi model Toulmin terdiri atas claim merupakan pernyataan yang diajukan terhadap suatu masalah; data merupakan kumpulan fakta yang mendukung claim; warrant merupakan dasar yang menjelaskan hubungan antara claim dengan data; backing merupakan asumsi dasar yang mendukung warrant (Probasari, R.M., et al, 2022); rebuttal, yaitu penolakan dari sebuah penjelasan (Bekiroglu & Eskin, 2012). Menurut pola ini, data mendukung claim, warrant menjelaskan hubungan antara data dan claim, dan rebuttal memperkuat warrant (Bulgren, et al, 2014) Kegiatan berpendapat melatihkan siswa untuk menerapkan praktek sains dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari (Bulgren, et al, 2014;Wikara, B. et al, 2022). Banyak claim mengenai permasalahan yang berkaitan dengan sains di kehidupan sehari-hari baik melalui jurnal, artikel, koran atau media sosial; mereka harus bisa menganalisis kebenaran claim dengan mengevaluasi bukti-bukti yang diberikan (Bulgren, et al, 2014).…”

Validity of Inquiry-Based Learning Tools on Students' Scientific Argumentation Ability

“…The scientific argumentation ability refers to Toulmin's Argument Pattern (TAP). Toulmin (2003) argues that an argument is obtained from a series of interconnected sentences and is based on a statement that is believed to be accurate, namely claim (C), ground/data (D), warrant (W), and backings (B). Arguments can be challenged in rebuttals (R) or counterarguments, presenting facts contrary to the data, warrants, or backings to prove the statement is true.…”

Eksplorasi Keterampilan Argumentasi Ilmiah Mahasiswa melalui Media Sosial: Topik Kasus Bioteknologi

“…Ini karena ketrampilan argumentasi merupakan aspek yang sangat penting dari pemikiran ilmiah (Liu et al, 2019). Hal ini sesuai dengan pendapat Wikara et al (2022) yang menyatakan bahwa ketrampilan berdebat merupakan kompetensi penting di abad ke-21 terkait dengan tujuan pembelajaran. Dalam kurikulum, keterampilan dianggap perlu (Chen et al, 2016).…”

“…Dalam kurikulum, keterampilan dianggap perlu (Chen et al, 2016). Di sisi lain, dalam kehidupan nyata, keterampilan argumentasi dianggap perlu untuk menyelesaikan banyak tantangan hidup (Wikara et al, 2022). Misalnya, kegiatan sosial, ekonomi, atau politik membutuhkan keterampilan argumentasi.…”