2020
DOI: 10.24156/jikk.2020.13.1.1
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Interaksi Suami-Istri, Interaksi Orang Tua-Anak, Interaksi Teman Sebaya, Dan Resiliensi Remaja

Abstract: Remaja merupakan fase rentan yang membutuhkan resiliensi untuk mendukung perkembangannya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh interaksi orang tua-anak, interaksi suami-istri, dan interaksi teman sebaya terhadap resiliensi remaja. Penelitian dilakukan di empat sekolah yaitu dua Sekolah Menengah Atas (SMA) dan dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang masing-masing berstatus negeri dan swasta di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan sekolah dilakukan secara purposive. Contoh penelitian ini ada… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(1 citation statement)
references
References 18 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Sementara itu kondisi sebaliknya terjadi pada kelompok rendah yang justru menghayati bahwa pola komunikasi bersama keluarganya cenderung lebih kaku dan menegangkan. Kualitas interaksi yang hangat antara orang tua dan anaknya ditemukan dapat membentuk daya juang yang baik pada anak ketika menghadapi situasi krisis daripada anak yang punya kualitas hubungan yang buruk (Rachman et al, 2020). Hal ini juga sejalan dengan temuan bahwa perasaan positif terhadap keluarga mampu membantu individu merasa puas terhadap hidup yang dijalani setelah mengalami kecelakaan parah (Johnson et al, 2010).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Sementara itu kondisi sebaliknya terjadi pada kelompok rendah yang justru menghayati bahwa pola komunikasi bersama keluarganya cenderung lebih kaku dan menegangkan. Kualitas interaksi yang hangat antara orang tua dan anaknya ditemukan dapat membentuk daya juang yang baik pada anak ketika menghadapi situasi krisis daripada anak yang punya kualitas hubungan yang buruk (Rachman et al, 2020). Hal ini juga sejalan dengan temuan bahwa perasaan positif terhadap keluarga mampu membantu individu merasa puas terhadap hidup yang dijalani setelah mengalami kecelakaan parah (Johnson et al, 2010).…”
Section: Pembahasanunclassified