Latar Belakang: Kejadian stunting mempengaruhi kualitas sumber daya manusia suatu negara sehingga penting untuk dicegah dan ditanggulangi. Kasus stunting di Kecamatan Kalinyamatan Jepara meningkat dari 12,4% di tahun 2021 menjadi 18,9% di tahun 2022 dan menjadi 19,05% pada tahun 2023.
Tujuan: Menganalisis determinan kejadian stunting pada anak bawah dua tahun di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.
Methods: Penelitian dengan studi kasus kontrol ini dilakukan pada 77 anak stunting dan 77 anak normal. Pemilihan subyek dilakukan di posyandu dengan pengunjung anak bawah dua (baduta) tahun terbanyak di semua 12 desa di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret sampai April 2024. Pengumpulan data primer dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur, keragaman makanan dengan food recall 2x24 jam dan data sekunder memakai buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Data dianalisis dengan uji chi square dan regresi logistik.
Hasil: Tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin dan usia baduta, jumlah paritas dan usia ibu, serta status bekerja ayah antara anak stunting dan normal. Determinan kejadian stunting adalah riwayat anemia selama hamil (OR:2,75; 95% CI:1,31 – 5,78; p:0,007), ibu bekerja (OR: 2,81; 95% CI: 1,24-6,37; p:0,014), berat badan lahir rendah (OR: 3,98; 95% CI: 1,54-10,27; p:0,004), keragaman pangan yang kurang (OR: 3,71; 95% CI: 1,63-8,44; p:0,002), dan imunisasi yang tidak lengkap (OR: 4,02; 95% CI: 1,66-9,74; p:0,002).
Kesimpulan: Faktor maternal (anemia selama hamil, ibu bekerja dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)), keragaman pangan yang kurang, dan imunisasi dasar tidak lengkap merupakan determinan kejadian stunting pada baduta di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.