2021
DOI: 10.30872/diglosia.v4i3.227
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kearifan Lokal dalam Hikayat Komering Pitu Phuyang

Abstract: The purpose of this study is to explore and describe local wisdom in the Hikayat Komering Pitu Phuyang. The study used a qualitative descriptive method with a sociological literature approach. Source of research data is Hikayat Komering Pitu Phuyang by Himawan Bastari. The data were collected using the reading-note technique, while the content analysis technique carried out the data analysis. The results showed that the Hikayat Komering Pitu Phuyang contains very diverse local wisdom. Local wisdom includes (1)… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(3 citation statements)
references
References 3 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Hal ini sejalan dengan pendapat Ratna (2011) yang menyatakan bahwa kearifan lokal merupakan berbagai bentuk kebijaksanaan lokal, pengetahuan tradisional, dan berbagai bentuk kebudayaan setempat seperti adat-istiadat serta tradisi yang berfungsi untuk mengarahkan para anggotanya dalam bertindak kearah nilai-nilai yang positif. Jadi, kearifan lokal adalah segala pemikiran dan aktivitas masyarakat yang mengandung nilai-nilai luhur di dalamnya (Febrianto et al, 2021). Dengan demikian kearifan lokal dijunjung dalam suatu masyarakat menjadi acuan dalam bertindak dan berprilaku sehari-hari.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal ini sejalan dengan pendapat Ratna (2011) yang menyatakan bahwa kearifan lokal merupakan berbagai bentuk kebijaksanaan lokal, pengetahuan tradisional, dan berbagai bentuk kebudayaan setempat seperti adat-istiadat serta tradisi yang berfungsi untuk mengarahkan para anggotanya dalam bertindak kearah nilai-nilai yang positif. Jadi, kearifan lokal adalah segala pemikiran dan aktivitas masyarakat yang mengandung nilai-nilai luhur di dalamnya (Febrianto et al, 2021). Dengan demikian kearifan lokal dijunjung dalam suatu masyarakat menjadi acuan dalam bertindak dan berprilaku sehari-hari.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…When it is called "orang musi or Wang musi" [people from the Musi ethnicity] (Apriadi & Chairunisa, 2018;Firawati, 2019). Incorporating ethnic identity into the names of rivers is a typical South Sumatran adventure, such as with the "Orang Ogan, ughang ugan" [people who traditionally practice Ogan culture daily] or "Orang Komering, Jolma komering" [showing the identity of the people who practice the Komering culture] (Febriyanto et al, 2021).…”
Section: Uluan Musi Communitymentioning
confidence: 99%
“…Simpulan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianto (2017) tentang kearifan lokal masyarakat Komering dalam tradisi lisan Warah-warah dan Ringok-ringok antara lain berketuhanan (religius), musyawarah, bertanggung jawab, dan saling menolong. Masih tentang kearifan lokal masyarakat Komering yang kali ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriyanto et al (2021) terhadap Hikayat Komering Pitu Phuyang, ditemukan beberapa nilai kearifan lokal, yaitu religius, menghargai, bertanggung jawab, pekerja keras, dan berpikiran terbuka. Berkaitan dengan nilai luhur yang lahir dalam tradisi pesantren, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni & Firmansyah (2021) di pondok pesantren Modern Muhammadiyah Yogyakarta, ditemukan nilai-nilai pendidikan karakter yang meliputi: rasa hormat, tanggung jawab, kejujuran toleransi, disiplin, tolong menolong, peduli sesama dan kerja sama, keberanian, dan demokrasi.…”
Section: Nilai Karakter Berbasis Kearifan Lokal Yang Ditanamkanunclassified