Pendidikan termasuk pendidikan karakter tidak hanya tanggungjawab pemerintah dan sekolah, tetapi juga tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Pendidikan karakter akan berhasil jika keempat komponen di atas dapat bersinergi, bekerja sama, saling menunjang atau menguatkan. Pada kenyataannya banyak keluarga dan masyarakat menyerahkan sepenuhnya pendidikan termasuk pendidikan karakter kepada pemerintah dan sekolah. Hal ini diakui oleh pakuyuban ibu-ibu yang tergabung dalam Desa Prima Mentes Murakapi (DPMM), Wonosari, Gunungkidul. Sepulang dari sekolah, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain HP, dengan banyak pilihan aplikasinya dan bergaul dengan teman medsos dan teman di kampungnya. Implikasinya, pendidikan karakter di sekolah tidak atau kurang mendapat dukungan atau penguatan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Itulah sebabnya, perlu penguatan pendidikan karakter di lingkungan keluarga dan masyarakat berbasis nilai budaya bagi ibu-ibu DPMM Wonosari, orang tua peserta didik, agar setelahnya ibu-ibu orang tua melakukan pembelajaran karakter kepada anak-anaknya. Adapun metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, observasi, dan presentasi dengan menerapkan pembelajaran Sistem Among. Pembelajaran berpusat pada ibu-ibu orang tua peserta didik dengan cara Tringo (ngerti, ngrasa, dan nglakoni). Hasilnya menunjukkan bahwa presentasi dan diskusi yang dialogis dapat meningkatkan skor pemahaman dan penguatan ibu-ibu sasaran terhadap materi pendidikan karakter berbasis nilai budaya dengan nilai rata-rata 20. Penguatan ini berimplikasi positif terhadap peningkatan kemampuan mengidentifikasi muatan pendidikan karakter pada teks cerita rakyat dan mocopat atau tembang Jawa. Capaian ini menjadi bermakna tatkala diajarkan pada anak-anak di lingkungan keluarga dan masyarakat.