LATAR BELAKANG: Kanker ovarium merupakan salah satu keganasan pada perempuan yang paling sering dan mematikan. Angka kejadian kanker ovarium di Indonesia mencapai 15 per 100.000 dan menempati urutan kelima penyebab kematian terbanyak akibat kanker pada wanita di Indonesia. Lebih dari 75% pasien kanker ovarium terdiagnosis pada stadium lanjut. Setelah menjalani tatalaksana primer, 50% pasien akan mengalami rekurensi dalam waktu 1 tahun, dan angka 5 years survival rate kurang dari 50%. Secara umum, prognosis kanker ovarium epitelial secara independen dipengaruhi oleh stadium, tipe dan derajat histologis, serta diameter residu maksimum setelah operasi sitoreduktif. Rasio neutrofil-limfosit (RNL), suatu prediktor status inflamasi, telah terbukti menjadi penanda prognostik yang efektif untuk sebagian keganasan, termasuk keganasan ovarium. Nilai RNL yang tinggi menggambarkan kecenderungan peningkatan inflamasi pro-tumor dan penurunan kapasitas imun anti-tumor.TUJUAN: Mengetahui hubungan antara Rasio Neutrofil-Limfosit (RNL) pra pembedahan primer dengan prognosis kanker ovarium epitelial pada pasien kanker ovarium di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.METODE: Penelitian ini merupakan penelitian uji prognosis dengan rancangan kohort retrospektif yang melibatkan 106 penderita kanker ovarium di RSUP Sardjito yang memenuhi kriteria inklusi. Sumber data berasal dari data sekunder yang diambil dari Instalasi Catatan Medik (ICM) dalam kurun waktu Januari 2016 sampai dengan Maret 2019.HASIL: Dari 106 subjek, didapatkan rerata usia pasien adalah 48.58 dengan 69.8% subjek merupakan multipara. Sebanyak 50.94% subyek didapatkan dalam stadium lanjut (III dan IV) dan 71.7% merupakan tumor high grade. Risiko relatif subyek dengan RNL ≥ 3,1 yang mengalami Progression Free Survival (PFS) < 12 bulan adalah sebesar 9.896 (CI 95% = 1.646-101.413, p = 0.003). Analisis hubungan antara umur, indeks massa tubuh, paritas, kadar CA-125 pre operatif, stadium, dan tumor grade dengan RNL menunjukkan bahwa secara statistik maupun klinis hanya stadium yang memiliki hubungan yang bermakna dengan RNL (RR = 1.618, CI 95% = 1.179-2.220, p = 0.002). Analisis hubungan antara umur, indeks massa tubuh, paritas, kadar CA-125 pre operatif, stadium, dan tumor grade dengan PFS menunjukkan bahwa secara statistik maupun klinis hanya stadium yang memiliki hubungan yang bermakna dengan PFS (RR = 3.370, CI 95% = 1.187-9.573, p = 0. 012). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa secara bersamaan RNL > 3.1 dan stadium lanjut berhubungan dengan PFS secara klinis maupun statistik. KESIMPULAN: RNL pra pembedahan > 3.1 berhubungan dengan kejadian PFS <12 bulan pada pasien kanker ovarium epitelial di RSUP Dr. Sardjito. Pasien kanker ovarium epitelial dengan RNL > 3.1 dan stadium lanjut mengalami PFS < 12 bulan.KATA KUNCI: Kanker ovarium epitelial, Rasio Neutrofil-Limfosit, progression free survival.