Motive and Millennial Self Concept in Understanding Digital Transactions through Phenomenology Approach

Abstract

Financial technology (FinTech) seperti E-Money menjadikan individu cenderung konsumtif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis konsep diri generasi milenial mahasiswa UMBandung dalam memaknai transaksi digital, motif (masa lalu dan akan datang) dalam menggunakan dan memanfaatkan uang elektronik atau dompet elektronik. Objek penelitian yang ditentukan adalah OVO. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Alfred Scutz yang mengkaji konsep diri penggunaan dompet elektronik dalam memaknai inovasi transaksi, motif dalam menggunakan layanan transaksi digital hingga perilaku yang digambarkan dari konsep diri pada mahasiswa milenial UMBandung. Hasil penelitian ini memperoleh (1) tindakan motif masa lalu mahasiswa menggunakan pembayaran transaksi digital adalah pemanfaatan waktu dalam memesan makanan atau minuman serta transportasi, (2) tindakan motif di akan datang menambah pengalaman dalam teknologi, menikmati adanya promo, dan nantinya berganti ke dompet digital yang memberikan pelayanan baik dan memuaskan kebutuhan. Konsep diri mahasiswa UMBandung cenderung negatif yang beperilaku konsumtif dengan memperhatikan diskon yang ditawarkan OVO. Kontribusi penelitian ini berupa rekomendasi kepada perusahaan OVO, Gopay, DANA, LinkAja agar memudahkan layanan transaksi dengan menambahkan gerai-gerai yang dapat mengikuti promo.

Komunikasi Antarpribadi Mahasiswa Peserta Program MBKM Dalam Membangun Konsep Diri

“…Pengenalan terhadap konsep diri pada daadarnya terbagi menjadi dua yaitu konsep yang diri positif dan konsep diri yang negatif (Yuniati & Katon, 2020). Penjelasan terhadap konsep diri positif dikatakan sebagai bentuk penerimaan diri sendiri mengenai apa yang sebenarnya terjadi terhadap diri sendiri (Yuniati & Katon, 2020).…”

“…Pengenalan terhadap konsep diri pada daadarnya terbagi menjadi dua yaitu konsep yang diri positif dan konsep diri yang negatif (Yuniati & Katon, 2020). Penjelasan terhadap konsep diri positif dikatakan sebagai bentuk penerimaan diri sendiri mengenai apa yang sebenarnya terjadi terhadap diri sendiri (Yuniati & Katon, 2020). Adapun seseorang yang memiliki konsep diri positif mempunyai beberapa ciri-ciri seperti, mempunyai keyakinan dalam menyesaikan sebuah masalah, menyakini setara terhadap orang lain, tanpa mempunyai rasa malu menerima sebuah pujian dari orang lain, serta memiliki kesadaran bahwa dari setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat, mampu memperbaiki diri karena ia sanggup mengungkapkan aspek aspek terhadap kepribadian yang tidak disukainya dan mengubahnya (Widiarti, 2017).…”

“…Adapun seseorang yang memiliki konsep diri positif mempunyai beberapa ciri-ciri seperti, mempunyai keyakinan dalam menyesaikan sebuah masalah, menyakini setara terhadap orang lain, tanpa mempunyai rasa malu menerima sebuah pujian dari orang lain, serta memiliki kesadaran bahwa dari setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat, mampu memperbaiki diri karena ia sanggup mengungkapkan aspek aspek terhadap kepribadian yang tidak disukainya dan mengubahnya (Widiarti, 2017). Sedangkan konsep diri negatif dikatakan sebagai bentuk pandangan yang sangat tidak stabil mengenai dirinya sendiri, maka dari setiap seorang individu tersebut tidak dapat mengetahui apa saja kekutan atau ataupun kelemahan yang harus dihargai dalam proses kehidupanya (Yuniati & Katon, 2020). Adapun dalam hal ini bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri negatif terdapat ciri-ciri seperti, mempunyai kepekaan terhadap sebuah kritik, mempunyai rasa responsive terhadap sebuah pujian yang diberikanya, merasa tidak menjadi pusat perhatian orang lain dan serta pusat yang tidak disenangi orang lain, serta mempunyai sebuah sikap yang lebih pesimis terhadap ajang kompetisi, dan mempunyai rasa yang sangat enggan untuk dapat bersaing terhadap orang lain dalam rangka meraih sebuah prestasi (Widiarti, 2017).…”

Strategi Industri Perbankan Syariah dalam Menghadapi Era Digital

“…Dari grafik 1.1 diatas dapat diketahui bahwa banyaknya pengguna internet tidak jauh disebabkan oleh adanya kegiatan sehari-hari yang telah menjadi kebiasaan masyarakat ketika menggunakan teknologi antara lain, memesan transportasi, pengiriman barang, membeli makanan, pemesanan tiket, melakukan bisnis, dan lain sebagainya (Yuniati & Katon, 2020). Karena kehadiran teknologi, masyarakat menganggap kegiatan mereka merasa lebih terbantu dan juga efisien.…”

Community Motivation for Selecting Zakat, Infaq, and Sadaqah Payment Methods Using Fintech Platform

“…This is because people use technology every day to do things like order transportation, have goods delivered, buy food, buy tickets, do business, etc. (Yuniati & Katon, 2020). People perceive their activities to be more useful and effective because of technology.…”