Optimization and Characterization of Formulation Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System Ethanol Extract of Romang Parang Leaves (Boehmeria Virgata)

Abstract

Objective: Parang romang (Boehmeria virgata) is one of the traditional medicines that are used empirically by Makassar tribal healers, South Sulawesi, as an antitumor drug. This traditional medicine contains secondary metabolites such as alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. However, secondary metabolites of those leaves extract have low solubility in water. Hence, to be formula, self-nanoemulsifying drug delivery system (SNEDDS) is one of the solutions to increase the extract solubility.
 Methods: The optimization of two formula optimum SNEDDS parang romang leaves (T80PGMZ and T20PGMZ) was using the simple lattice design (SLD) method which will give 28 SNEDDS formula parang romang leaves each of which the formula is tested for its characteristics as a critical point include emulsification time, % transmittance, drug loading, particle size, zeta potential, polydispersity index, and morphology particle.
 Results: The results of SNEDDS characterization obtained the optimum formula T80PGMZ with emulsification time 12.6 s, % transmittance 92.21%, drug loading 68.21 ppm, particle size 370.26 nm, zeta potential −31.4 mV, polydispersity index of 0.615, and regular particle morphology with spherical chunks at a magnification of 10,000 times with a particle size of 10 μm.
 Conclusion: SNEDDS of parang romang leaves extracts that used olive oil as oil phase, Tween 80 as a surfactant, and propylene glycol as the cosurfactant provided nanoemulsion with good characteristics.

Artikel Review: Optimasi Formulasi Snedds Dengan Simplex Lattice Design Dan Box Behnken Design

“…2,3,4 SNEDDS juga dapat diaplikasikan untuk senyawa bahan alam seperti minyak biji jintan hitam, PGV-0, ekstrak etanol kulit Manggis (Garcinia mangostana L.), androgafolid, ekstrak etanol kulit Manggis (Garcinia mangostana L.), tentrandrin, ekstrak daun pepaya dan Citral. [5][6][7][8][9]18,20 Fase minyak dalam SNEDDS berfungsi sebagai pembawa zat aktif. 21 Pemilihan fase minyak ditentukan berdasarkan kelarutan tertinggi pada zat aktif yang diformulasikan dalam SNEDDS.…”

“…Beberapa fase minyak yang digunakan dalam formulasi SNEDDS meliputi capryol PGMC, minyak biji jintan hitam, asam oleat, minyak kelapa/VCO, capryol-90, olive oil, capryol-90, peceol, kombinasi peceol dan etiloleat, capmul MCM dan cremophor EL. [5][6][7][8][9][10][11]14,22,23 Suatu Surfaktan dapat menghasilkan nanoemulsi tipe minyak dalam air apabila memiliki HLB>10. 24 Surfaktan yang terlokalisasi pada droplet emulsi dapat menurunkan energi bebas antar muka dan menghasilkan barier terhadap koalesensi sehingga terjadi dispersi spontan secara termodinamika.…”

“…25 kombinasi tween 20:labrasol (1:1), cremophor EL, cremophor 40, tween 20, labrasol, cremophor EL 300 dan acrysol K 140. [5][6][7][8][9][10][11]14 Ko-surfaktan berfungsi untuk meningkatkan fluiditas antar muka dengan cara penetrasi ke dalam film surfaktan. 13 Pemilihan fase minyak pada SNEDDS didasarkan pada kelarutan maksimal zat aktif dalam fase minyak, sedangkan pemilihan surfaktan dan ko-surfaktan berdasarkan pada kelarutan maksimum obat dalam surfaktan dan kosurfaktan serta efisiensi emulsifikasi terhadap fase minyak.…”

“…Optimasi formulasi SNEDDS dapat menggunakan metode simplex lattice design dan box behnken design. [5][6][7][8][9][10][11][12][13][14] Pengembangan formulasi SNEDDS dapat meningkatkan bioavailabilitas oral, kelarutan dan permeabilitas intestinal. 15 Simplex lattice design (SLD) merupakan desain campuran dalam optimasi formulasi dengan syarat jumlah total bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi selalu konstan.…”

“…8,16 Metode SLD memungkinkan jumlah eksperimen optimasi formulasi yang sedikit. [8][9][10][11] Desain eksperimen lain yang dapat digunakan untuk optimasi formulasi SNEDDS adalah box behnken design (BBD) yang memiliki keunggulan dibandingkan desain penuh tiga level faktorial dan composite central design (CCD) karena lebih efisien dengan jumlah variabel yang sama namun jumlah percobaan yang dilakukan lebih sedikit sehingga dapat mereduksi biaya uji. 17 Pemanfaatan SLD dan BBD dalam optimasi formulasi meminimalkan jumlah percobaan dalam memperoleh formulasi SNEDDS yang optimal sehingga dapat menghemat biaya.…”