Kampung Saporkren Raja Ampat merupakan salah satu ikon ekowisata berbasis masyarakat lokal di Provinsi Papua Barat. Partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan ekowisata sangat beragam, baik peran, unsur kelompok, maupun bentuk kegiatannya, sehingga diperlukan kajian tetang tingkat partisipasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat, fungsi/bentuk dan intensitas partisipasi lima kelompok responden masyarakat lokal (kepala/pemimpin, kelompok minat, anggota rumah tangga, wanita dan remaja), faktor-faktor yang mempengaruhi dan manfaat partisipasi pengelolaan ekowisata. Penelitan ini dilakukan dengan survey, dan wawancara semi struktural berpedoman kepada daftar pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi empat kelompok responden dikategorikan sangat tidak aktif (1-25), dengan nilai indeks participation-empowerment index (PEI) di bawah 25, bahkan tingkat partisipasi kelompok responden remaja adalah nihil. Kepala/pemimpin memiliki fungsi partisipasi dalam perencanaan dengan intensitas pada pengendalian dan pengambilan keputusan. Kelompok anggota rumah tangga, kelompok minat dan wanita memiliki fungsi implementasi, perawatan, dan distribusi dengan intensitas pada pengambilan keputusan, konsultasi, dan memberi informasi. Akan tetapi kelima kelompok responden absen dalam fungsi partisipasi manajemen dengan intensitas partisipasi pada inisiasi kegiatan. Penyuluhan instansi teknis (70.8%), ajakan instansi teknis (41.7%), dan memperoleh pendapatan (37.5%) merupakan tiga faktor dominan yang mendorong partisipasi masyarakat lokal. Destinasi ekowisata, pendapatan melalui homestay, motorist, dan pemandu wisata, terbentuknya kelompok tani hutan, kader konservasi alam, smart patrol adalah beberapa manfaat dari partisipasi tersebut. Pendampingan dalam hal manajemen, inisiasi kegiatan dan keterlibatan kelompok remaja adalah tiga hal penting perlu dipertimbangkan dalam peningkatan tingkat partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan ekowisata di Kampung Saporkren.