Penentuan Optimasi Parameter Permesinan Terhadap Kekasaran Baja St 42 Hasil Proses Bubut Menggunakan Metode Taguchi

Abstract

Abstrak Penelitiani inii bertujuani Meningkatkani Produktivitasi Pembubutani Menggunakani Metodei iTaguchi. Dalami perusahaani industrii lamai pengerjaani darii suatui produki sangati mempengaruhii ongkosi kerjai dani tingkati produktivitasi ipemesinan, sehinggai idiperlukani suatui imetode iagar idapat imengoptimalkan itingkat iproduktivitas. Metodei Taguchii dapati digunakani untuki melakukani optimasii untuki mendapatkani tingkati produktivitasi pemesinani iterbaik. Penelitiani inii menggunakani materiali bajai STi 42 dengani prosesi pemesinani bubuti ikonvensional. Dapati diketahuii dalami ipenelitian inii untuki mendapatkani kekasarani yangi palingi ibaik ataui optimumi parameteri pembubutani yangi digunakani yaitui padai putarani ispindel 490 rpm, geraki imakan 0.11 imm/put, kedalamani imakan 0.2 imm. faktori iyang ipaling iberpengaruh idalam ipenelitiani inii iadalah putarani spindeli 41.6%, geraki imakan 46.3 % sedangkani kedalamani makani kurangi berpengaruhi yaitui isebesar 5.4%. AbstractThis study aims to increase the Productivity of Rolling Using Taguchi Method. In the old industrial company the work of a product greatly affects the work cost and the level of machinary productivity, so it needs a method in order to optimize the level of productivity. The Taguchi method can be used to optimize to get the best machining productivity level. This research uses ST 42 steel material with conventional lathe machining process. It is known in this study to obtain the best roughness or optimum parameters used in the spindle rotation is 490 rpm, feeding motion 0.11 mm/rev, 0.2 mm feeding depth. the most influential factor in this research is spindle rotation 41.6%, feeding 46.3% while the eating depth is less influential that is equal to 5.4%.

Pengaruh Variasi Kecepatan Udara dan Depth of Cut terhadap Kekasaran Permukaan pada Baja St 41

“…Kinerja pemotongan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis material, geometri bubut, sudut pemotongan bubut dan teknik permesinan. Misalnya, pahat HSS mengandung beberapa paduan V, Co, V, Mo, CR, dan W, yang memiliki keunggulan kekerasan yang meningkat, kekuatan pada suhu yang lebih tinggi (kekerasan panas), daya tahan, kemudahan penajaman, harga lebih murah dan kemudahan dalam memporoleh perol (Riady & Tamjidillah, 2017).…”