Penerapan Technology Acceptance Model Untuk Menjelaskan Niat Pembelian Melalui Aplikasi Go-Food

Abstract

Tujuan dalam penelitian untuk menganalisis penerapan technology acceptance model untuk menjelaskan niatpembelian melalui aplikasi Go-Food. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna internet. Sampel dalampenelitian adalah pengguna aplikasi Go-Food. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakanpurposive sampling, dengan kriteria pengguna aplikasi Go-Food yang minimal telah melakukan pembelian duakali melalui aplikasi Go-Food. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner dengan bantuangoogle form. Responden dalam penelitian ini sebanyak 157 responden. Teknik analisis data dalam penelitian inimenggunakan Partial Least Square dengan bantuan alat WarpPLS. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa niatuntuk melakukan pembelian melalui aplikasi Go-Food dipengaruhi oleh word of mouth dan persepsikemudahaan penggunaan. Namun, niat untuk melakukan pembelian dengan menggunakan aplikasi Go-Foodtidak diperngaruhi oleh persepsi kegunaan. Hasil lain menunjukan bahwa persepsi kemudahaan penggunaanberpengaruh terhadap persepsi kegunaan.

Analisis Penerimaan Pengguna Aplikasi Super Consign Dengantechnology Acceptance Model

“…Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap pertanyaan yang diajukan untuk mengukur tingkat validitas dari pertanyaan tiap variabel. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui nilai signifikan pada pertanyaan [7], [8], [10]. Nilai korelasi pada pertanyaan dengan skor total dihitung dengan rumus teknik korelasi product momen.…”

“…Pengujian ini menggunakan Cronbach Alpa. >0,70 dinyatakan valid [7], [8], [10]. Skor yang dipakai 1 sampai 5:…”

Perilaku Pengguna Layanan Aplikasi Gofood: Penerapan Technology Acceptance Model

“…Terakhir, penggunaan sistem sebenarnya adalah representasi dari respons psikomotor eksternal yang diukur oleh seseorang saat menggunakannya.. TAM dapat ditemukan pada beberapa penelitian untuk mengukur penerimaan system informasi atau teknologi. Model ini mengukur seberapa besar pengguna menerima sistem informasi atau teknologi tersebut berdasarkan persepsi kemudahan penggunaan dan manfaatnya.. Hasil dari penelitian sebelumnya terkait variabel yang diteliti (Arta & Azizah, 2020) Perceived Usefulness berpengaruh signifikan terhadap behavioural Intention to Use, Perceived Usefulness tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioural Intention to Use (Agung et al, 2020;Yanovi et al, 2023). Perceived Ease of Use berpengaruh positif dan signifikan terhadap Behavioural Intention to Use (Agung et al, 2020;Arta & Azizah, 2020;Yanovi et al, 2023), Perceived Ease of Use tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Behavioural Intention to Use (Revythi & Tselios, 2019).…”

“…Model ini mengukur seberapa besar pengguna menerima sistem informasi atau teknologi tersebut berdasarkan persepsi kemudahan penggunaan dan manfaatnya.. Hasil dari penelitian sebelumnya terkait variabel yang diteliti (Arta & Azizah, 2020) Perceived Usefulness berpengaruh signifikan terhadap behavioural Intention to Use, Perceived Usefulness tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioural Intention to Use (Agung et al, 2020;Yanovi et al, 2023). Perceived Ease of Use berpengaruh positif dan signifikan terhadap Behavioural Intention to Use (Agung et al, 2020;Arta & Azizah, 2020;Yanovi et al, 2023), Perceived Ease of Use tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Behavioural Intention to Use (Revythi & Tselios, 2019). Perceived Ease of Use berpengaruh positif dan signifikan terhadap Attitude Toward Use (Revythi & Tselios, 2019), Perceived Ease of Use tidak berpengaruh signifikan terhadap attitude toward use (Rahayu et al, 2017).…”

“…Perceived Ease of Use berpengaruh positif dan signifikan terhadap Attitude Toward Use (Revythi & Tselios, 2019), Perceived Ease of Use tidak berpengaruh signifikan terhadap attitude toward use (Rahayu et al, 2017). Behavioural intention to use berpengaruh positif dan signifikan terhadap actual system use (Agung et al, 2020), behavioural intention to use tidak berpengaruh signifikan terhadap actual system use (Rahayu et al, 2017).…”