Pengantar Studi Madrasah Hadis

Abstract

Posisi dan fungsi hadis yang sangat vital dalam ajaran Islam telah menjadi faktor penggerak para ahli hadis untuk terus menjaga dan memelihara hadis dari generasi ke generasi. Penjagaan dan pemeliharaan ini di mulai pada masa sahabat, dan tidak pernah berhenti hingga sekarang. Adalah para sahabat dan tābi’īn senior yang mula-mula menyebar ke pelbagai daerah membawa misi penyebaran hadis dengan menyelenggarakan lingkar keilmuan (ḥalaqah) di daerah-daerah tersebut. Dalam perkembangannya, di daerah-daerah tersebut—yang digawangi terutama oleh para sahabat yang berbeda—kemudian terbentuk komunitas kajian hadis yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, yang dipengaruhi oleh kondisi daerahnya serta membawa pengaruh dalam bidang hadis terhadap daerah tersebut. Komunitas tersebut oleh peneliti hadis kontemporer disebut “Madrasah Hadis.” Tulisan ini bertujuan untuk membahas “Madrasah Hadis,” mulai dari definisi, urgensi, dan langkah-langkah teknis studinya, sebagai acuan bagi para peneliti yang berminat untuk melakukan studi ini. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode sejarah. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif-analitik dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Madrasah Hadis adalah “komunitas rawi dan ahli hadis dengan karakteristik yang sama antar satu anggota dengan yang lainnya, terkait media-media penyampaian dan pemeliharaan hadis, baik riwāyah maupun dirāyah, pada waktu dan tempat tertentu.” Setidaknya adalah enam langkah teknis yang mesti ditempuh oleh siapa pun yang hendak melakukan studi tentang Madrasah Hadis.

Kontribusi Pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy Tentang Hadis Daif

“…Di antara sebagian dari terdahulu banyak juga yang mencurahkan perhatiannya terhadap Alquran dan ilmu yang terdapat di dalamnya yaitu para mufassir. Sebagiannya lagi memprioritaskan pandanggannya Hadis Nabi dan ilmunya, mereka merupakan para ahli Hadis 4. Pada masa Nabi Muhammad saw.…”