Peran Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (Apki) Dalam Pengembangan Kelapa Kopyor Di Kabupaten Pati (Studi Kasus Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti)

Jayanti, Mitha Nur; Lestari, Eny; Padmaningrum, Dwiningtyas

doi:10.36841/agribios.v20i2.2121

Cited by 2 publications

(2 citation statements)

References 1 publication

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Matriks SWOT mengambarkan kombinasi antara lingkungan internal dan eksternal yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam merumuskan alternatif strategi suatu usaha mencapai sasarannya, serta mampu mengembangkan stategi SO (keluatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang), stategi ST (kekuatan-ancama) dan strategi WT (kelemahanancaman). Matriks SWOT menghasilkan alternatif stategi menjadi empat strategi umum yaitu S-O, S-T, W-O dan W-T (Rangkuti, 2006). Adapun model matriks SWOT strategi pengembangan agribisnis tanaman kelapa dalam di Kabupaten Buton Utara yaitu dapat dilihat pada Tabel 7.…”

Section: Matriks Swotunclassified

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KELAPA DALAM (Cocos nucifera L.) SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BUTON UTARA

Hasrin,

Ilsan,

Nuraeni

2023

AGROTEK

View full text Add to dashboard Cite

This study aims to analyze the coconut commodity as a leading commodity in North Buton Regency and to analyze the income of coconut farming in North Buton Regency. This research was conducted in North Buton Regency for three months, from July to October 2020. The type of data used is quantitative data derived from primary data and secondary data. Data collection is done by way of interviews, observation, and documentation. The sample in this study consisted of 60 coconut farmers and 10 informants who were determined purposively (purposive sampling). Data analysis used is qualitative descriptive analysis, LQ analysis and income analysis. The results of the study show that coconut in North Buton Regency is a superior commodity because based on the production approach the average LQ value for five years (2014-2019) is greater than one (> 1) which is 3.057. The deep coconut agribusiness subsystem in North Buton Regency includes; 1) sub-systems of production facilities such as coconut seeds, coconut peelers, fruit pulp tools, machetes, tarpaulins, sprayers, and lawn mowers; 2) farming subsystem includes planting techniques, land clearing, and harvesting; 3) processing subsystem includes production of copra and coconut shell charcoal; 4) marketing subsystem and 5) supporting advice subsystem. The average income of deep coconut farming in North Buton Regency is Rp. 16,479,910.02. The priority programs for the development of deep coconut agribusiness strategies in North Buton Regency are: 1) Improving the quality of human resources for farmers with a QSPM value of 12.38. 2) Maximizing coconut derivative products with a QSPM value of 12.01. 3) Managing deep coconut agribusiness by utilizing appropriate technology with a QSPM value of 11.96 4) Using superior variety seeds with a QSPM value of 11.86

show abstract

Section: Matriks Swotunclassified

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KELAPA DALAM (Cocos nucifera L.) SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BUTON UTARA

Hasrin,

Ilsan,

Nuraeni

2023

AGROTEK

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Salah satu jenis kelapa yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan memiliki potensi untuk komoditas ekspor adalah Kelapa Kopyor (Novarianto & Lolong, 2012;Setiawan et al, 2016). Menurut Jayanti et al (2022), kelapa kopyor memiliki karakteristik yang unik akibat penyimpangan genetik (mutasi) yang terjadi saat pembentukan daging buah (kegagalan dalam pembentukan endospresma). Perubahan genetik terjadi karena mutasi alamiah ini dapat dilihat pada pembentukan daging buahnya.…”

unclassified

Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) untuk Meminimumkan Bibit Kelapa Kopyor Gagal pada CV Jayo Agro Biotechnology

Novitasari,

Atqiya

2023

JATI

View full text Add to dashboard Cite

CV Jayo Agro Biotechnology merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan dan berfokus pada pembibitan kelapa kopyor kultur jaringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kajian mutu bibit kelapa kopyor dengan analisis yang digunakan adalah Statistical Quality Control (SQC). Metode penelitian yang digunakan yaitu pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara dan analisis data dengan metode SQC dengan 4 tahap, yaitu pemeriksaan menggunakan lembar periksa (check sheet), peta kendali p (qontrol chart), diagram pareto, dan diagram sebab akibat (fishbone). Berdasarkan diagram peta kendali jenis varietas yang berada dalam batas kontrol jumlahnya lebih banyak daripada yang diluar batas kontrol. Melalui diagram pareto diketahui bahwa jenis masalah mutu yang terjadi selama proses produksi bibit kelapa kopyor adalah kontaminasi saat subkultur dengan persentase sebanyak 33% dan kontaminasi saat aklimatisasi persentasenya 67%. Penyebab masalah mutu bibit kelapa kopyor antara lain dipengaruhi oleh lingkungan, metode, manusia, mesin, dan material.

show abstract

Peran Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (Apki) Dalam Pengembangan Kelapa Kopyor Di Kabupaten Pati (Studi Kasus Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti)

Cited by 2 publications

References 1 publication

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KELAPA DALAM (Cocos nucifera L.) SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BUTON UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KELAPA DALAM (Cocos nucifera L.) SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BUTON UTARA

Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) untuk Meminimumkan Bibit Kelapa Kopyor Gagal pada CV Jayo Agro Biotechnology

Contact Info

Product

Resources

About