Perlindungan Hukum Keluarga Islam Di Indonsia Terhadap Korban Kekerasan Seksual

Abstract

Kekerasan seksual adalah jenis kejahatan yang sangat berdampak kepada korban. Pada umumnya kekerasan seksual terjadi dalam lingkup keluarga. Hukum keluarga Islam di Indonesia memiliki aturan khusus, namun tidak cukup memberikan solusi kepada korban. Studi fenomenologi ini bertujuan membuktikan adanya perlindungan hukum keluarga Islam di Indonesia dan menemukan bentuk-bentuk perlindungannya kepada korban tindak kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, mengumpulkan data-data pustaka dan menganalisisnya secara analitif deskriptif. Penelitian ini membuktikan adanya perlindungan hukum keluarga Islam di Indonesia terhadap korban tindak kekerasan seksual dalam rumah tangga. Bentuk perlindungan hukum tersebut adalah secara preventiv dan represiv. Secara preventiv adalah pasal 80 angka (2) KHI bahwa suami wajib melindungi, memenuhi kebutuhan isteri dan ketentuan ta'lik talak sebagai jalan terbaik dan antisipasi apabila kemudian hari suami melakukan kekerasan termasuk tindakan kekerasan seksual. Secara represiv adalah isteri berhak menggugat cerai suami (Pasal 19 huruf d Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 116 huruf d KHI) dengan alasan nusyuz. Studi ini menyimpulkan bahwa meskipun KHI dan UU tidak menjelaskan hukum suami yang nusyuz namun norma hukum keluarga Islam secara eksplisit telah mengatur bahwa hak perempuan melindungi dirinya dari kekerasan seksual bukan hanya sebatas otoritas pribadi tetapi sudah menjadi otoritas hukum agama dan negara (dalam hal ini pengadilan) sekaligus.