ABSTRAKKencur (Kaempferia galanga L.) merupakan salah satu tanaman obat potensial dengan permintaan yang cukup tinggi sehingga budi daya kencur masih cukup menjanjikan. Untuk memeroleh pertumbuhan dan produksi rimpang yang tinggi, ketersediaan aksesi kencur yang unggul merupakan faktor penting di dalam budi daya kencur. Pertumbuhan yang optimal dan produksi tinggi pada beberapa aksesi kencur akan diperoleh apabila dibudidayakan pada ketinggian tempat yang sesuai. Tujuan penelitian adalah mendapatkan aksesi kencur dengan pertumbuhan serta hasil yang baik pada lokasi dengan ketinggian tempat yang sesuai. Penelitian ini menggunakan metode rancangan petak terbagi, sebagai petak utama adalah ketinggian tempat dan aksesi kencur sebagai anak petak. Lokasi penanaman sebagai petak utama pada ketinggian 214 dan 780 mdpl. Aksesi kencur terdiri atas tujuh taraf, yaitu aksesi PBG (Purbalingga), CLP (Cilacap), PWJ (Purworejo), KRA (Karanganyar), PCT (Pacitan), MAD (Madiun), dan pembanding GAL 2 (Galesia 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat memengaruhi klorofil total daun, konduktansi stomata, laju transpirasi, laju fotosintesis, bobot kering rhizom, dan produksi. Jumlah daun dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan aksesi kencur. Interaksi antara ketinggian tempat dan aksesi kencur memengaruhi luas daun dan kadar gula terlarut rimpang. Produksi rimpang kencur di daerah ketinggian 214 mdpl lebih tinggi daripada di daerah ketinggian 780 mdpl. Kencur dapat tumbuh baik dengan hasil yang baik pada daerah ketinggian 214 mdpl. Aksesi PBG (Purbalingga) dan PWJ (Purworejo) berpotensi untuk dikembangkan di lokasi dengan ketinggian 214 mdpl karena mempunyai produksi tinggi. ABSTRACT Galanga (Kaempferia galanga L.) is one of the potential medicinal plants with high demand. Therefore, galanga cultivation was still quite promising. To obtain the optimum growth and high rhizome production, the superior galanga accessions are required. The optimal growth and high production of galanga accessions will be obtained if cultivated at the area with appropriate altitude. The purpose of the study was to obtain galanga accession with a better growth and high yield at the area with a suitable altitude. This study used split-plot design; altitude as a main plot and accession as a subplot. The location as a main plot consisted of altitudes of 214 and 780 masl. This study used seven accessions i.e., accession of PBG (Purbalingga), CLP (Cilacap), PWJ (Purworejo), KRA (Karanganyar), PCT (Pacitan), MAD (Madiun), and GAL2 (Galesia 2) as control. The results showed that different altitudes significantly affected the total chlorophyll content, stomatal conductance, transpiration rate, photosynthesis rate, dry weight, and rhizome yield. The number of leaves was influenced by altitude and accession of galanga. The interaction between altitude and accession of galanga significantly affected the leaf area and the soluble sugar concentration in the galanga rhizome. The rhizome yield at low altitude was higher than in high altitude. PBG (Purbalingga...