<strong>English</strong><br />The condition of agriculture in dry land agroecosystems has many limitations both biophysically and socio-economically. As a result, farmers become less optimal in applying cropping patterns. This study aims to analyze factors that influence cropping patterns in dry land agroecosystems. The main data used for the study is the 2008 and 2017 Panel Petani Nasional (Patanas) PSEKP, Ministry of Agriculture. Descriptive statistics was used to describe cropping patterns association with household characteristics, land types, agroclimate, land tenure, and level of income. The influence of each factor on cropping pattern was measured with the Average Marginal Effect computed from the Random Effect Multinomial Logit estimation. Most respondents are self-land owner smallholders. The vegetable-corn-vegetable cropping is the cropping pattern that produces the highest income. The main factor affecting cropping pattern choice is volatility of water availability. Land type, maize price ratio, and level education of household head also significantly affect the cropping pattern choice. It is recommended that the farmers efficiently use the available rain water by appropriate selection of crops and using water conservation technique. Irrigation tools facilitation should create flexibility for the farmers in choosing the optimal cropping patterns.<br /><br /><br /><strong>Indonesian</strong><br />Kondisi pertanian pada agroekosistem lahan kering memiliki banyak keterbatasan baik secara biofisik maupun sosial ekonomi. Akibatnya petani menjadi kurang optimal dalam menerapkan pola tanam. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan pola tanam oleh petani di agroekosistem lahan kering. Data utama yang digunakan adalah Panel Petani Nasional (Patanas) tahun 2008 dan 2017 bersumber dari PSEKP, Kementerian Pertanian. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hubungan asosiatif pola tanam dengan faktor-faktor yang diduga berpengaruh seperti karakteristik rumah tangga, jenis lahan, agroklimat, penguasaan lahan, harga, dan tingkat pendapatan. Pengaruh setiap faktor terhadap pola tanam diukur dengan <em>Average Marginal Effect</em> dari hasil estimasi <em>Random Effect Multinomial Logit Model</em>. Hasil analisis menunjukkan bahwa responden didominasi oleh petani gurem dengan lahan milik sendiri. Pola sayur-jagung-sayur merupakan pola tanam yang menghasilkan pendapatan paling tinggi dibandingkan pola tanam lain. Faktor utama yang memengaruhi pola tanam adalah volatilitas ketersediaan air. Jenis lahan, rasio harga jagung, dan tingkat pendidikan kepala keluarga juga berpengaruh signifikan dengan arah dan besaran pengaruh yang berbeda antarpola tanam. Disarankan agar petani melakukan efisiensi pemanfaatan air melalui pemilihan komoditas yang sesuai dan penggunaan teknik konservasi air. Fasilitasi penyediaan sarana pengairan dapat meningkatkan fleksibilitas petani dalam memilih pola tanam optimal.