Relationship Between Drug Consumption, Supervisors' Knowledge and Support, and Patients' Obedience to Take Tuberculosis Drugs

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) is a disease caused by Mycobacterium Tuberculosis generally attacking lungs, and the treatment is a minimum of six months. The recovery of TB clients requires adherence to medication treatment and Drug Consumption Supervisors (PMO). Objective: This study aims to analyze the relationship between drug consumption, supervisors' knowledge and support, and patients' obedience to take tuberculosis drugs. Method: This research employed a quasi-experiment with a total population sampling technique. The study was conducted in May-August 2019 in sector one, East Jambe, Karawang district (4 villages), and it employed 101 respondents of TB patients and 101 respondents of supervisors (family). Analysis in this study is used in the Spearman Rho Test. Result:The supervisor analysis reveals that 71.3% of the supervisors are 25-49 years old, 59.4% of them are female, 80.1% of them are unemployed, 70.3% of them have low education, and 52.5% of them are married couples. TB patient analysis reveals that 59.4% of the patients are 25-49 years old, 63.4% of them are male, and 59.4% of them have new TB The level of supervisors' knowledge is good at 78.2%, and their support is good at 63.4%, while the patients' adherence to taking drugs is good at 93.1%. The relationship analysis reveals there is no relationship between the supervisors' knowledge and patient's medication adherence (p-value 0.13); otherwise, there is a significant relationship between the supervisors' support and drug-taking adherence (p-value 0.04). Conclusion:The supervisors' knowledge does not affect adherence, but their support significantly influences the patients' obedience of taking TB drugs.

Analysis of Obedience Factors of Distribution Facilities in Distributing Cosmetics in East Java

“…This study found peer support influenced the obedience of cosmetic distribution facilities significantly on distributing cosmetics that have MAN in East Java. This was supported by the study of Widani et al (2020). The more peer support, the higher the obedience.…”

Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kampung Ifar Besar Papua Melalui Penyuluhan Malaria, Stunting, Scabies, Asam Urat, dan TB

“…Tuberkulosis (TB) juga menjadi masalah kesehatan yang merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui udara, dan seringkali tidak terdeteksi dan diobati dengan baik karena rendahnya kesadaran masyarakat dan stigma sosial yang melekat di wilayah Papua [4]. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan dapat menyebar melalui udara ketika penderita batuk atau bersin [5]. Kampung Ifar Besar, Papua merupakan salah satu wilayah dengan akses kesehatan yang terbatas dan pengetahuan masyarakat yang minim tentang penyakit TB.…”

“…Kampung Ifar Besar, Papua merupakan salah satu wilayah dengan akses kesehatan yang terbatas dan pengetahuan masyarakat yang minim tentang penyakit TB. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang gejala, penularan, dan pentingnya pengobatan TB menyebabkan banyak kasus yang tidak terdeteksi dan tidak diobati dengan baik, sehingga meningkatkan risiko penularan dan komplikasi kesehatan yang lebih parah [5]. Edukasi yang baik akan membantu mengurangi stigma terhadap penderita TB, mendorong mereka untuk mencari pengobatan, dan memastikan bahwa mereka menyelesaikan pengobatan sesuai dengan panduan medis.…”

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada Penderita Tuberkulosis Paru (TB) : Literature Review

“…Hasil penelitian Sibua (2021) di Kabupaten Bolaang Mongodow Timur tahun 2021 mengenai dukungan keluarga terhadap kepatuhan didapatkan hasil p=0,000 dan nilai OR = 6,292. Disimpulkan bahwa adanya dukungan dari keluarga berpengaruh terhadap kepatuhan pengobatan pasien tuberkulosis dan apabila dukungan keluarganya baik maka berpeluang 6,2 kali lebih besar dalam meningkatkan kepatuhan penderita minum obat anti tuberkulosis (19). Sejalan dengan penelitian Meldawaty (2023), bahwasannya keluarga adalah faktor yang berpengaruh bagi penderita untuk menentukan kepatuhan ataupun motivasi dalam memilih program pengobatan yang bisa untuk diterima.…”