Revisiting the School-Based Management Recent Studies

Abstract

This paper aims at reviewing the School-Based Management recent studies. As the research method, researcher follows the systematic procedures for literature review article such as collecting data, reviewing, categorizing, and presentation. This paper answers the three questions: (A) definition of SBM, (B) factors considered to implement SBM, and (C) the roles of practitioners. Data is based mainly on secondary data, published papers in the international journals in particular. In the findings, the researcher presents a certain definition of SBM defined by prior researchers, authority sharing, facility and infrastructure management, budget management, autonomy, transparency as well as the roles of school players, in-depth and breadth. Eventually, the recommendations are also appointed for further studies to promote the School-Based Management literature.

Analisis Manifestasi Implementasi School Based Management Pada Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Di Lembaga Pendidikan

“…Dengan MBS, sekolah lebih leluasa dan agresif memanfaatkan sumber daya sekolah, 3), Sekolah akan mengetahui kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada, 4) sekolah mengetahui apa yang perlu ditingkatkan, dengan demikian sekolah mampu membuat program berdasarkan kebutuhan dan fokus pada pemecahan masalah yang ada, 5) keputusan ditentukan oleh sekolah atau madrasah, karena yang paling tahu kondisi sekolah sekolah adalah sekolah atau madrasah itu sendiri, 6) penggunaan sumber daya yang lebih efisien, 7) keterlibatan warga sekolah dan masyarakat, 8) sekolah bertanggung jawab atas mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, 9) sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan sekolah lain, 10) sekolah dapat segera merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan dengan cepat. (Rohma et al, 2020) Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan MBS di sekolah, antara lain: (Ya et al, 2020) 1) Penetapan Visi, Misi dan Tujuan 2) Standar Pendidikan 3) Fasilitas dan infrastruktur 4) Manajemen Anggaran 5) Manajemen Pembelajar 6) Kepemimpinan dan Administrasi di MBS 7) Manajemen Resiko 8) Proses Belajar Mengajar 9) Hubungan Masyarakat dan Pengambilan Keputusan Dalam hal ini sebagai wujud reformasi pendidikan adalah dengan dilaksanakannya MBS. Kewenangan dalam pengelolaan lembaga pendidikan sebagai potensi untuk meningkatkan kinerja staf, meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pendidikan dan peluang kerjasama dengan berbagai mitra yang dijalin.…”

“…(Moradi et al, 2012) SBM adalah konsep yang muncul dengan otonomi untuk menentukan kebijakan sekolah guna meningkatkan kualitas kinerja sekolah, dengan kerjasama langsung antar berbagai pemangku kepentingan seperti sekolah, masyarakat, dan pemerintah. (Ya et al, 2020) MBS sebagai program kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah untuk secara resmi mengintegrasikan masyarakat ke dalam pengelolaan sekolah yang berada di lingkungannya dengan tujuan untuk meningkatkan kinerjanya. (Ogunode & Mohammed, 2022).…”

The Implementation of School-Based Management in Islamic Elementary Schools

“…One of the supporting factors in improving the quality of school education in Islamic elementary schools is the availability of complete and comfortable facilities and infrastructure so that the learning process can take place effectively and be fun. A study conducted by Ya et al (2020), published in international journals, presented that unsupportive facilities and infrastructure can make teachers in the United States and Turkey unhappy at school.…”

Strategi Kepala Sekolah Dalam Mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu Sekolah

“…Sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan pemerintah, kebijakannya didasarkan pada peraturan pemerintah, baik proses pendidikan, bidang administrasi, maupun proses pengelolaan. Sekolah memiliki orientasi untuk mengembangkan kurikulum dengan mengacu pada peningkatan kualitas manajemen sekolah, pengembangan sekolah harus berorientasi pada mutu sekolah dengan melibatkan stakeholder, komite, orang tua, dan masyarakat (Istijarti, et al, 2019;Malaikosa, et al, 2015;Winarti, 2011;Ya, et al, 2020).…”