Studi Academic Burnout dan Self-Efficacy Mahasiswa

Abstract

Penelitian ini bertujuan: Pertama, untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat academic burnout dengan self-efficacy mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang yang masif aktif. Kedua, mendeskripsikan perbedaan tingkat academic burnout dengan self-efficacy berdasarkan jenis kelamin, jurusan dan angkatan. Ketiga, mendeskripsikan hubungan academic burnout dengan self-efficacy mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif Korelatif, penelitian deskriptif merupakan metode yang paling sering digunakan untuk penelitian yang bertujuan menjelaskan suatu peristiwa. Sampel penelitian terdiri dari mahasiswa dengan jumlah mahasiswa 446 mahasiswa beberapa program studi. Untuk pengambilan data menggunakan skala academic burnout dan skala efikasi diri. Aanalisis menggunakan statistik deskriptif kurva normal, dengan menentukan Mean (rata-rata) dan Standar deviasi skor hipotetik. Kemudian dibuat kategori berdasarkan skor dalam rentangan jumlah skor rata-rata dan deviasi. Skor yang yang berada di dalam kategori tertentu di hitung persentase mahasiswa yang ada dalam ketegori tersebut. Untuk membuktikan hipotes penelitian tentang perbedaan tingkat academic burnout dan self-efficacy mahasiswa berdasarkan jenis kelamin, jurusan dan angkatan dan klasifikasi dengan mengunakan rumus uji beda dua Mean (Uji - t) dan ANOVA. Secara umum subjek penelitian memiliki Self-efficacy dan Academic Burnout yang tergolong sedang. Hal ini ditunjukkan dengan hasil kategorisasi sedang yang dominan sebesar (X = 68,19%) dan (Y = 65,16%). Hasil dari hipotesis R = -0.616 penelitian ini yaitu diterima yang berarti “ Ada hubungan negatif yang signifikan antara Self-efficacy terhadap Academic Burnout pada mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang . Dengan arah hubungan yang negatif ini bermakna “Semakin tinggi Self-efficacy maka Academic Burnout pada mahasiswa rendah begitupun sebaliknya semakin rendah Self-efficacy maka Academic Burnout pada mahasiswa tinggi”.

Online Learning Impacts on Academic Burnout: A Literature Review

“…Academic burnout refers to stress, burden, or psychological factors caused by the learning process carried out by the student, such that the student may exhibit condition fatigue good emotional or physical, tendencies for depersonalisation, and low learning motivation (Permatasari et al, 2021). Under conditions of burnout, students typically feel physically exhausted and reluctant to complete schoolwork.…”

Hubungan antara Self Efficacy Terhadap Academic Burnout University

“…Penelitian tersebut diperkuat dengan penelitian Devi Permatasari dkk, yang berjudul studi Academic Burnout dan Self Efficacy mahasiswa, dengan menggunakan metode deskriptif korelatif dengan hasil kategorisasi sedang yang dominan sebesar (X = 68,19%) dan (Y = 65,16%). Hasil dari hipotesis R = -0.616 penelitian ini yaitu diterima yang berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara Self Efficacy terhadap Academic Burnout pada mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, artinya mahasiswa yang tidak memiliki Self Efficacy yang mencukupi akan rentan terhadap Academic Burnout serta tidak dapat beradaptasi dengan baik, (Permatasari et al, 2021). Peneliti menyimpulkan Academic Burnout dapat dicegah dengan meningkatkan Self Efficacy, agar seorang mahasiswa tidak lagi memiliki kendala dalam hal akademik.…”

Coping Mechanism Mahasiswa Psikologi Saat Mengalami Burnout Selama Perkuliahan

“…(dalam Asrowi dkk., 2020) menyebutkan bahwa academic burnout adalah suatu kondisi di mana kurangnya minat dalam menyelesaikan tugas, penurunan motivasi, dan kelelahan dari tuntutan pendidikan menyebabkan perasaan tidak diinginkan dan tidak efisien. Permatasari, dkk., (2021) dalam jurnalnya yang juga mengutip pendapat dari beberapa jurnal mengenai academic burnout dijelaskan bahwa kondisi academic burnout ini menyebabkan mahasiswa melewatkan kelas (ketidakhadiran), tidak mengerjakan tugas dengan baik, rendahnya motivasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan mendapat hasil ujian yang buruk sehingga berpotensi dikeluarkan dari perguruan tinggi. Academic burnout dapat merugikan kesehatan, terutama kesehatan mental, dan memerlukan perhatian khusus oleh pendidik (Rahmatpour et al, 2019).…”