2001
DOI: 10.1080/00074910152390856
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Survey of Recent Developments

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
2
0
1

Year Published

2001
2001
2019
2019

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 13 publications
(3 citation statements)
references
References 3 publications
0
2
0
1
Order By: Relevance
“…Karena dalam aspek penerimaan, pemerintah selalu memasukkan penerimaan dari pinjaman luar negeri dalam sisi penerimaan, yang sebenarnya penerimaan ini adalah cerminan dari defisit yang diderita pemerintah dan harus dibiayai dari pinjaman luar negeri yang disebutkan. Dengan demikian struktur anggaran berimbang lebih tepat disebut dengan struktur anggaran defisit seperti yang kemudian direvisi oleh pemerintah zaman Presiden Habibie, Abdurrahman Wahid dan terakhir Megawati (Arief dan Sasono, 1987, Arief, 1998Tarmidi dan Wijaya, 2000dan 2001Pangestu dan Goeltom, 2001dan Siregar, 2001. Sejak zaman pemerintahan tiga presiden yang terakhir seperti yang disebutkan struktur dan format anggaran sudah total berubah dengan mencantumkan besarnya surplus jika ada dan atau defisit dalam anggaran yang merupakan selisih antara penerimaan yakni "Pendapatan Negara Dan Hibah" dengan pengeluaran yaitu "Belanja Negara".…”
Section: Keduabelas Prinisp Anggaran Yang Setiap Tahun Ada Kenaikan ;unclassified
“…Karena dalam aspek penerimaan, pemerintah selalu memasukkan penerimaan dari pinjaman luar negeri dalam sisi penerimaan, yang sebenarnya penerimaan ini adalah cerminan dari defisit yang diderita pemerintah dan harus dibiayai dari pinjaman luar negeri yang disebutkan. Dengan demikian struktur anggaran berimbang lebih tepat disebut dengan struktur anggaran defisit seperti yang kemudian direvisi oleh pemerintah zaman Presiden Habibie, Abdurrahman Wahid dan terakhir Megawati (Arief dan Sasono, 1987, Arief, 1998Tarmidi dan Wijaya, 2000dan 2001Pangestu dan Goeltom, 2001dan Siregar, 2001. Sejak zaman pemerintahan tiga presiden yang terakhir seperti yang disebutkan struktur dan format anggaran sudah total berubah dengan mencantumkan besarnya surplus jika ada dan atau defisit dalam anggaran yang merupakan selisih antara penerimaan yakni "Pendapatan Negara Dan Hibah" dengan pengeluaran yaitu "Belanja Negara".…”
Section: Keduabelas Prinisp Anggaran Yang Setiap Tahun Ada Kenaikan ;unclassified
“…74 But to make matters worse, democratization in Indonesia, as in Thailand, has been accompanied by a new and more virulent breed of corruption. With democratization, Suharto's monopoly control of corruption networks has fragmented into a large number of competing corruption networks centered in the legislature (Pangestu andGoeltom, 2001: 299 andAthukorala, 2002: 143), the conglomerates (Dick, 2001: 13), and several important government agencies such as the judiciary (Malley, 2003: 143-144), the central bank (Athukorala, 2002: 143-144) and the customs office (Athukorola, 2002: 144). There is growing evidence that these new corruption networks are undermining both the economic reform program and investor confidence.…”
Section: Summing Upmentioning
confidence: 99%
“…This was a period characterised by political instability, persistent capital outflows, inflationary pressures, and exchange rate volatility. Investor sentiment remained fragile, and the level of the nominal (US$/Rp) exchange rate-whose plunge in 1997 had signalled the catastrophic collapse of the financial system and the economy-became an important signal of confidence (Pangestu & Goeltom, 2001). Hence Bank Indonesia (or BI, the Indonesian central bank) has frequently intervened to maintain the level of the exchange rate within "acceptable" bounds with the aim of anchoring investor confidence.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%