Sebagai negara agraris, masyarakat Indonesia banyak menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Dalam pertanian, irigasi sangatlah penting untuk memastikan hasil tani sekaligus mengembangkan sektor pertanian. Untuk itu, Daerah Irigasi Gumbasa, Palu, Sulawesi Tengah dilakukan rehabilitasi di saluran primer. Namun saat proses rehabilitasi berjalan, saluran sekunder ke bawahnya tetap memerlukan aliran air irigasi agar tidak mengganggu pertanian yang dialirinya. Oleh karenai itu direncanakan untuk digunakan metode dewatering sebagai metode pengairan darurat. Metode dewatering jamak dilakukan pada pekerjaan konstruksi. Namun, karena metode tersebut belum pernah digunakan pada keperluan irigasi, maka perlu untuk dikaji secara mendalam. Dalam kajian ini akan dihitung jumlah sumuran yang diperlukan dan seberapa lama untuk memenuhi debit yang dibutuhkan dalam sehari. Hasil dari kajian tersebut adalah metode dewatering tidak sesuai untuk kegunaan darurat pengairan saluran irigasi karena jumlah sumuran yang diperlukan mencapai ribuan, sehingga perlu dilakukan kajian metode lain untuk memenuhi debit saluran sekunder tersebut.