What Do We Know about Suicide Bereavement, and What We Can Do to Help Suicide-Loss Survivors?

Abstract

“Suicide is not only the end of life for the deceased but also the beginning of a highly challenging life for those left behind” [...]

Reaksi Berduka Pada Penyintas Kehilangan Bunuh Diri: Laporan Kasus

“…(11) Intervensi ini bertujuan untuk menormalisasi reaksi emosional yang terjadi selama berduka, penguatan mekanisme koping adaptif, serta edukasi mengenai aspek biopsikososial. (3,6,25,26)…”

“…Adanya mekanisme koping yang baik, latar belakang keluarga, adanya pekerjaan, menjadi faktor protektif bagi pasien, serta tidak adanya riwayat depresi maupun riwayat perilaku bunuh diri sebelumnya menjadikan pasien ini berada dalam risiko bunuh diri yang rendah. (3,4) Intervensi psikologis yang dilakukan oleh terapis pada pasien ini terutama adalah memberikan afirmasi, validasi empatik dan menormalisasi lonjakan-lonjakan reaksi emosional dan kognitif yang dialami oleh pasien. Psikoedukasi mengenai reaksi berduka dan kebutuhan waktu yang sangat individual juga menjadi salah satu fokus untuk mengajak pasien lebih dapat mengintegrasikan proses berdukanya.…”

“…(2) Levi-Belz dalam studinya menyatakan bahwa setiap kasus bunuh diri akan memengaruhi rata-rata lima anggota keluarga dan hingga 135 individu dalam komunitas. (3) Berbagai studi juga mendapatkan bahwa penyintas kehilangan bunuh diri memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami complicated grief, gangguan kesehatan fisik, depresi, serta ide dan perilaku bunuh diri dibandingkan individu yang berduka oleh sebab lainnya. (4)(5)(6) Kehilangan seseorang akibat kematian, terlepas dari apa pun penyebab kematiannya, adalah situasi yang menyakitkan sekaligus merupakan pengalaman yang manusiawi.…”