2015
DOI: 10.1007/s10708-015-9651-5
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

3-D cinema: immersive media technology

Abstract: 3-D cinema is a largely overlooked media within geographical critique. This omission is notable given both the sustained academic consideration afforded to other popular media, the medium's significant commercial and popular success, and its status as an 'affective' and captivating storytelling medium. With reference to film industry advertisements, the experiential dimensions of the 3-D cinematic encounter and its (popular) framing as an 'immersive' consumer experience are explored. In particular, the notion … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
8
0
4

Year Published

2017
2017
2024
2024

Publication Types

Select...
5
2

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(12 citation statements)
references
References 55 publications
0
8
0
4
Order By: Relevance
“…Ciri khas dari teknologi 3D adalah adanya efek visual timbul dari layar. Ilusi visual tersebut muncul akibat kreasi teknologi yang menimbulkan kesan adanya kedalaman (Jackman, 2015). Permainan kedalaman visual ini yang bisa membuat khalayak ketika duduk di bioskop menonton film 3D dengan menggunakan kacamata 3D terlihat seperti mengangkat tangan mereka untuk mencoba meraih gambar atau menjadi tersentak akibat lemparan benda-benda dari layar (Ross, dalam Jackman, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Ciri khas dari teknologi 3D adalah adanya efek visual timbul dari layar. Ilusi visual tersebut muncul akibat kreasi teknologi yang menimbulkan kesan adanya kedalaman (Jackman, 2015). Permainan kedalaman visual ini yang bisa membuat khalayak ketika duduk di bioskop menonton film 3D dengan menggunakan kacamata 3D terlihat seperti mengangkat tangan mereka untuk mencoba meraih gambar atau menjadi tersentak akibat lemparan benda-benda dari layar (Ross, dalam Jackman, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dimensi-dimensi indrawi dan perwujudan dalam pengalaman menjadi sentral dalam penyebaran istilah immersion (Jackman, 2015). Tidak sulit untuk melihat sinema 3D, sebuah medium yang didasarkan pada keterlibatan sensorik dan proprioseptif, menjadi terasosiasi dengan istilah immersion dalam industri film ketika keterlibatan khalayak yang dimaksud merupakan sesuatu yang berbeda; bukan saja hanya keterlibatan mental, melainkan juga keterlibatan dengan cara mengalami sendiri (Jackman, 2015). Unsur keterlibatan yang dimunculkan dalam sinema 3D ini memberi kesan pengalaman menonton yang lebih realistis bagi khalayak.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Within cultural geography, there has been a growing interest in a wide range of popular visual media and technologies. While film has long been established as a site of geographical enquiry (see Aitken & Zonn, 1994), a number of scholars have turned attention to other forms of visual spatial technologies, processes and experiences elicited via video games (Ash & Gallacher, 2011), 3-D cinema (Jackman, 2015), i-Docs (Harris, 2017), digital media and imagery (Rose, 2016a). However, despite the exponential growth of the VR industry and its inherent geographical qualities, it has failed to gain critical attention from geographers.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…On a phenomenological analysis on films see Sobchack ( 1992 ) and Baudry and Williams ( 1974 ). More in details, Baudry’s theory can be applied to Augmented Reality (Rhodes 2014 ), and it is possible to find analyses on cinema and Augmented Reality such as (Jackman 2015 ).…”
mentioning
confidence: 99%