Intellectual disability is a limitation in intellectual capacity as well as in adaptive abilities, such as the ability to carry out daily activities such as eating, dressing, communicating, or participating in group activities. Some problems that can cause children to experience intellectual disabilities are due to problems from the mother's pregnancy and deficiencies in biological organs, especially the brain. This research aims to improve social interactions in children with intellectual disabilities. The subject is a 9-year-old boy. The assessment methods used are clinical interviews, observation, and the WISC test. The intervention technique used is play therapy with wayang dolls. The results of the intervention led to increased social interaction in children, namely being able to start greeting friends first by saying the friend's name and playing together with friends.
Disabilitas intelektual adalah keterbatasan kapasitas intelektual serta kemampuan adaptif, seperti kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian, berkomunikasi, atau berpartisipasi dalam aktivitas kelompok. Beberapa permasalahan yang dapat menyebabkan anak mengalami disabilitas intelektual adalah karena adanya permasalahan dari kehamilan ibu dan kekurangan pada organ biologis khususnya otak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak tunagrahita. Subjeknya adalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun. Metode penilaian yang digunakan adalah wawancara klinis, observasi, dan tes WISC. Teknik intervensi yang digunakan adalah terapi bermain dengan boneka wayang. Hasil intervensi menyebabkan peningkatan interaksi sosial pada anak yaitu dapat memulai menyapa teman terlebih dahulu dengan menyebutkan nama temannya dan bermain bersama dengan temannya.