Infeksi trematoda dapat mempengaruhi dinamika populasi C. mydas di alam liar. Diversifikasi dan dinamika spatio-temporal lingkungan pesisir dan laut di Indonesia dapat menyebabkan komposisi komunitas trematoda yang berbeda di antara berbagai populasi C. mydas. Studi ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis trematoda pada C. mydas yang hidup di salah satu ruaya pakan di Perairan Indonesia. Penelitian dilaksanakan di Turtle Conservation and Education Center (TCEC) Serangan, Bali. Sampel berjumlah sembilan ekor C. mydas remaja dengan panjang lengkung karapas antara 41 – 66 cm. Penyu-penyu tersebut adalah sitaan polisi dari upaya penyelundupan ke Bali, yang sebelumnya ditangkap di sekitar perairan Pulau Sapeken, Jawa Timur. Pemeriksaan parasit dilakukan dengan teknik koprologi Mini-Flotac® yang dikombinasikan dengan Fill-Flotac®. Telur diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologi dan morfometrinya dan jumlah telur per gram (EPG) feses dihitung sesuai dengan petunjuk teknis yang tersedia. Telur-telur trematoda yang ditemukan identik dengan Learedius learedi (Spirirorchiidae), Diaschistorchis pandus (Pronocephalidae), Octangium sagita (Pronocephalidae), serta Enodiotrema megachondrus (Plagiorchiidae). Prevalensi L. learedi dan D. pandus adalah 100%, sementara O. sagita dan E. megachondrus 77,7% dan 66,6%. EPG tertinggi ditemukan pada L. learedi (104±57), diikuti oleh D. pandus (42±14), O. sagita (32±28), dan E. megachondrus (23±19). Secara statistik, rerata EPG L. learedi berbeda nyata (P<0,05) dengan ketiga jenis parasit lainnya, sementara kepadatan EPG ketiga jenis parasit selain L. learedi tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil penelitian ini memberikan informasi dasar terkini tentang jenis dan prevalensi trematoda pada C. mydas yang hidup di Perairan Sapeken, Jawa Timur. Studi serupa yang melibatkan populasi penyu dari wilayah lain diperlukan untuk lebih memahami dinamika hubungan inang-parasit antar stok populasi penyu dari berbagai wilayah perairan di Indonesia.