Berdasarkan komposisi usia penduduk saat ini, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030 hingga 2040. Namun, fenomena penyimpangan pada remaja, seperti aksi klitih, penyalahgunaan narkoba, cyberbullying, pergaulan bebas, dan sebagainya, dikhawatirkan akan menjadi masalah tersendiri di kemudian hari. Orang tua merupakan salah satu agen yang sangat penting dalam pembentukan karakter-karakter positif bagi remaja. Oleh karena itu, artikel ini akan mencoba membedah hal-hal apa yang bisa dijalankan para orang tua untuk menguatkan karakter para remaja dan menghindarkan mereka dari perilaku menyimpang atau kenakalan remaja. Metode yang digunakan adalah literature review atau kajian pustaka. Dari hasil kajian pustaka diketahui bahwa peran yang perlu dilakukan orang tua adalah mengusahakan agar remaja bisa memenuhi tugas-tugas perkembangannya, memahami psikologi remaja, dan menjadi role model yang baik untuk remaja. Selain itu, mereka juga harus mengembangkan 3 dimensi karakter, yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral action. Di samping itu, orang tua perlu menerapkan pola asuh yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak. Untuk mengoptimalkan potensi anak, orang tua bisa menerapkan pendidikan di dalam rumah dengan pendekatan kecerdasan majemuk. Kerja sama orang tua dengan berbagai pihak, khususnya sekolah, sangat diperlukan agar upaya-upaya tersebut berjalan dengan efektif.