This research aims to (1) perform inventory career planning of students, and (2) measuring students career planning based on gender. Data analysis used Rasch model for 45 students with actual power measurement 0.9272652. The research findings show (1) inventory career planning has been fit with the theoretic model, and (2) female student have a tendency to a higher career planning rather than male student. In the future, to measurement of student's career planning by using this inventory can only produce a high measurement information for students who have a mediocre ability. Further, the researcher need to consider to eliminate item No. 12 in this inventory due to the biased towards the male gender.
PendahuluanPeriode Sekolah Menengah Atas (SMK/SMA) merupakan periode yang sangat penting untuk menyiapkan diri siswa guna melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau bekerja dan menghindari pengangguran (Kim, 2011;Levinson & Palmer, 2005). Akan tetapi, kemajuan dalam pendidikan dan keterampilan tidak cukup untuk mengurangi pengangguran jika pilihan pendidikan siswa di sekolah tidak sejalan dengan kebutuhan pasar kerja. Hasil studi International Labour Organization (ILO) PBB untuk Indonesia dan Timor Leste mengungkapkan bahwa lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilannya (underemployed) serta tidak menggunakan keterampilannya seoptimal mungkin (International Labour Organization, 2011). Meskipun disadari, bahwa masalah pengangguran merupakan tanggung jawab bersama semua komponen masyarakat dan Pemerintah, namun sebagian besar sekolah di seluruh dunia mengakui bahwa membimbing siswa untuk belajar dan memilih karir yang tepat adalah tanggung jawab besar yang juga diemban oleh sekolah (Beijaard, Brok, & Mittendorff, 2010). Di Indonesia sendiri, bidang pelayanan bimbingan dan konseling karir telah menjadi salah satu arah pelayanan konseling yang diutamakan bersama-sama dengan bidang pelayanan konseling lainnya, yaitu bidang kehidupan pribadi-sosial, pendidikan dan keterampilan, keberagamaan, keluarga, dan kebangsaan (Prayitno et al., 2017).Upaya untuk meminimalkan tingkat pengangguran yang dialami oleh angkatan muda Indonesia salah satunya dapat ditempuh melalui pendidikan vokasional. Di Indonesia, sistem pendidikan vokasional salah satunya ditempuh melalui pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengansemboyan "SMK bisa! Siap kerja, cerdas,dan kompetitif" (Listiara & Alsa, 2011), siswa SMK adalah kelompok pelajar yang dipersiapkan untuk menimba keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang dapat memberikan kontribusi secara nyata terhadap tempat kerja (National Collaborative on Worksforce and Disability, 2008). Akan tetapi, perencanaan dan arah pilihan karir atau pekerjaan bagi sebagian besar siswa adalah masih dianggap hal yang rumit dan bahkan menghadirkan tekanan tersendiri dalam diri siswa (Z. Zhang & Tian, 2016). Hal ini diakibatkan karena di sekolah, siswa di tuntut untuk memfokuskan semua U...