Cemaran logam berat pada sayuran menjadi ancaman bagi manusia, terutama pada ambang batas yang telah ditentukan. Pada penelitian ini telah dilakukan analisa logam Pb, Cd, dan Hg menggunakan metode Flame - Atomic Absorption Spectrometry (F-AAS) dan Vapor Generation Accesory - Atomic Absorption Spectrometry (VGA-AAS) pada kawasan pertambangan didaerah kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh. Validasi metode dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis logam berat yang akurat pada sampel. Hasil menunjukkan bahwa cemaran logam Pb tertinggi terdapat pada sampel daun singkong I dengan kadar 2,44 ± 1,33 mg/Kg dan yang terendah ditemukan pada sampel bayam III dengan kadar 0,15 ± 0,07 mg/Kg. Kandungan Pb yang tinggi juga ditemukan pada sampel kangkung I dan Bayam I yang diperoleh pada daerah dekat dengan kawasan pertambangan dengan kadar masing-masing 1,07 ± 0,59 mg/Kg dan 0,93 ± 0,50 mg/Kg. Kandungan cemaran logam Cd tertinggi ditemukan pada sampel kangkung II dengan kadar yaitu 0,11 ± 0,01 mg/Kg dan cemaran logam Cd terendah dengan kadar 0,02 ± 0,01 mg/Kg terdapat dalam sampel daun singkong II. Kandungan kadar logam Hg tertinggi yaitu 0,58 ± 0,12 mg/Kg ditemukan dalam sampel daun singkong I dan kadar yang terendah yaitu 0,04 ± 0,02 mg/Kg yang dimiliki oleh sampel bayam III. Cemaran logam Hg pada semua sampel sayuran menunjukkan kadar yang berada diatas baku mutu SNI 7387 tahun 2009 yang telah ditetapkan yaitu 0,03 mg/Kg. Baku mutu untuk cemaran logam Pb dan Cd yaitu masing-masing 0,5 mg/Kg dan 0,2 mg/Kg. Penelitian ini menunjukkan perlunya pemantauan pemerintah tentang cemaran logam berat di area pertanian di dekat kegiatan pertambangan untuk memastikan konsumsi makanan yang aman.