Pada makalah ini dilakukan evaluasi kinerja teknik pengodean konvolusi pada sistem komunikasi kooperatif dengan protokol amplify-and-forward (AF) dan menerapkan strategi seleksi relai dengan simulasi. Di sisi pemancar (sumber) diterapkan gabungan teknik reduksi peak to average power ratio (PAPR) skema selective mapping (SLM) dan predistorsi model Hammerstein. Di relai diterapkan juga teknik predistorsi model inverse Rapp. Di sisi kanal digunakan relai sebagai antena virtual. Penggunaan relai dalam sistem komunikasi kooperatif dapat diimplementasikan untuk jaringan 4G atau 5G pada penelitian selanjutnya, tetapi tentu membutuhkan bandwidth yang besar. Penerapan strategi seleksi relai mampu meningkatkan efisiensi bandwidth karena hanya relai terbaik saja yang akan meneruskan informasi dari pengirim ke penerima. Strategi seleksi relai jenis konvensional digunakan untuk mengevaluasi kinerja teknik pengodean konvolusi pada skema multirelai dengan memilih sebuah relai terbaik yang mempertimbangkan nilai signal to noise ratio (SNR) pada kanal sumber ke relai dan relai ke tujuan. Relai terbaik tersebut akan meneruskan sinyal dari sumber ke tujuan dengan menggunakan protokol AF. Kinerja sistem dinyatakan dalam nilai probabilitas bit error rate (BER). Dari hasil simulasi, dapat ditunjukkan bahwa teknik pengodean konvolusi mampu memperbaiki kinerja sistem hingga mencapai 16,59%, baik dengan menggunakan teknik predistorsi maupun tanpa teknik predistorsi. Kemudian, penerapan teknik predistorsi di sisi sumber dan relai mampu menghasilkan kinerja paling baik, yaitu kinerja sistem dapat meningkat hingga mencapai 34%. Selain itu, penerapan strategi seleksi relai jenis konvensional menunjukkan bahwa skema dengan relai terbanyak, yaitu enam relai, mampu menghasilkan kinerja yang paling baik disebabkan semakin banyaknya pilihan jalur yang tersedia.