ABSTRAKWatermarking merupakan salah satu ilmu penyembunyian data dengan tujuan untuk mengamankan citra, salah satunya yaitu copyright protection. Beberapa algoritma dalamwatermarking yang dikenal handal pada domain spasial salah satunya Least Significant Bit (LSB) yang diketahui telah diimplementasikan pada steganografi dan kriptografi. LSB mempunyai kelebihan dalam hal imperceptibility, dengan kata lain pada citra hasil embedding maupun extracting dengan citra asli tidak terdapat perbedaan secara kasat mata. Untuk meningkatkan imperceptibility ke dalam tingkat yang lebih tinggi maka LSB akan dikombinasikan dengan Canny. Kelebihan Canny yaitu tidak merubah persepsi dari citra yang diolah. Pada makalah ini, eksperimen dilakukan menggunakan citra grayscale berukuran 256x256 sejumlah masing-masing 4citra berformat *.bmp dengan pesan yang akan disisipkan berupa file *.txt. Hasil dari eksperimen menunjukkan nilai PSNR yang tinggi, dimana nilai PSNRhasil embedding dengan Canny hanya 53,8370 dB, sedangkan dengan mengimplementasikan LSB-Canny didapat nilai PSNR tertinggi 75,6510 dB. Perbedaan yang cukup jauh tersebut diakibatkan oleh penentuan lokasi embedding yang dilakukan oleh Canny. Perolehan nilai MSE yang mendekati 0 maka semakin bagus kualitas citra yang dihasilkan. NilaiMSE terbaik yang dihasilkan oleh LSB yaitu 0,2688 sedangkan pada LSB-Canny nilai MSE terbaik yaitu 0,0018. Kata kunci: watermarking, LSB, canny, citra grayscale, PSNR.
ABSTRACT
Watermarking is one of the concealment of data in order to secure the image, one of which is copyright protection. Several algorithms in watermarking are known to be reliable on spatial domains, one of them is Least Significant Bit (LSB) which is known to have been implemented in steganography and cryptography. LSB has advantages in terms of imperceptibility, in other words in the image