Acute Kidney Injury (AKI) merupakan penurunan fungsi ginjal secara cepat. Penyebab AKI terbesar adalah iskemia/reperfusi yang memicu respon inflamasi dan menyebabkan kerusakan ginjal. Inflamasi merupakan respon proteksi dan perbaikan jaringan, namun dapat menyebabkan fibrosis yaitu jaringan normal digantikan oleh matriks ektraseluler seperti kolagen. Kerusakan yang terjadi pada bagian tubulointerstisial berpengaruh besar terhadap fungsi ginjal yang dapat diukur dengan GFR menggunakan cystatin C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh durasi iskemia-reperfusi terhadap gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR pada tikus Wistar serta korelasi antara gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest only with control group. Penelitian menggunakan 30 ekor tikus Wistar yang dilakukan di animal house dan laboratorium biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR dinilai dengan persentase fraksi area kolagen, ELISA dan rumus Larsson. Iskemia 30 menit dan reperfusi 14 hari 99,1% berpengaruh terhadap persentase fraksi area kolagen, iskemia 120 menit dan reperfusi 14 hari 98,8% berpengaruh terhadap kadar cystatin C serta 99,5% berpengaruh terhadap GFR. Terdapat korelasi yang signifikan antara persentase fraksi area kolagen dan kadar cystatin C (p=0,0001, r=0,901), serta GFR (p=0,0001, r=-0,834), lalu antara kadar cystatin C dan GFR (p=0,0001, r=-915). Durasi iskemia-reperfusi berpengaruh terhadap gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR serta terdapat korelasi antara gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR pada tikus Wistar.