Penyediaan air baku pada umumnya diperoleh yaitu dari sungai, danau, sumur air dalam, dan mata air. Pengambilannya dapat dilakukan dengan cara pengeboran, pembendungan air, dan pemompaan. Pengelolaan potensi air baku di suatu daerah ditentukan oleh keadaan geografis dan geologis. Salah satu kemunculan mata air yang terdapat di daerah pantai dipengaruhi parameter kelautan dan geologi yang selanjutnya akan mempengaruhi metode penangkapan, pengelolaan, hingga pemanfaatannya. Prototipe penyedian air baku ini telah dipasang di lokasi sekitar mata air di Pantai Banyu Asri, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali tahun 2013. Metodologi pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadapa data gelombang, debit pemompaan dan salinitas air. Pengamatan tersebut dilakukan untuk dua tipe papan osilasi yaitu dengan mengunakan kayu dan berbahan fiber. Dari teknologi ini diharapkan pasokan sumber mata air yang stabil dan kandungan mineral yang terjaga walaupun posisi mata air sangat dipengaruhi oleh pasang air laut yang seringkali menggenangi titik keluarnya mata air. Mata air di Pantai Banyu Asri ini sudah banyak dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan air minum dan ritual peribadatan. Dari hasil kinerja prototipe setelah dipasang di lokasi mata air telah menunjukkan kemampuan untuk mengalirkan air tawar melalui pipa ke arah darat, walaupun tinggi gelombang yang terjadi di lokasi sangat kecil berkisar antara 0,10-0,30 cm dan aliran debit hingga 0,03 L/sec.