Abstrak. Tujuan penelitian yaitu menghasilkan model bimbingan kelompok dengan metode problem solving untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMA. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Dari hasil uji coba lapangan, kemampuan motivasi belajar siswa SMA mengalami perkembangan setelah mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan metode problem solving. Keseluruhan nilai asymp sig 0,028 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan metode problem solving efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Saran: penggunaan model bimbingan kelompok dengan metode problem solving sebaiknya dapat dimulai dengan mendiagnosa secara cermat kondisi objektif siswa yang akan dijadikan sebagai anggota kelompok, metode problem solving yang digunakan sebagai dasar perlakuan mengandung nilai kebermanfaatan dan kebermaknaan bagi siswa SMA serta guru dapat menggunakan model bimbingan kelompok dengan metode problem solving untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMA.Kata Kunci: Model Bimbingan Kelompok; Metode Problem Solving; Motivasi Belajar Siswa SMA I. PENDAHULUAN[1] Guru bimbingan dan konseling (konselor) adalah seorang pendidik yang memfasilitasi perkembangan seluruh potensi siswa dari berbagai aspek, mulai dari aspek pribadi, psikologi, maupun dari aspek sosial. Guru pembimbing memberikan bimbingan dalam menyiapkan siswa menentukan pilihannya secara mandiri dan dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar, karena motivasi merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Tidak akan terjadi proses pembelajaran jika tidak ada motivasi yang kuat dari peserta didik. Tingkat motivasi belajar peserta didik tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Seorang guru pembimbing harus bisa mengupayakan agar peserta didik termotivasi untuk belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran yang dipelajarinya. Motivasi adalah kekuatan-kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar anak". Kegiatan memotivasi kelihatannya memang sepele akan tetapi, seorang anak bisa bangkit dan berubah adalah bukan karena kepintaran dan dilihat dari nilai akademiknya saja, melainkan motivasi yang bersumber dari dirinya, melalui kesadaran dan pemikiran dirinya, dapat juga dari luar diri peserta didik, (dari orang tua, guru-guru, teman-teman, bahkan dari masyarakat dan media massa). Guru pembimbing merupakan orang yang harus mengetahui tentang perkembangan dan kemajuan motivasi belajar peserta didik. Guru pembimbing pula yang mengetahui dengan pasti ada tidaknya masalah yang dihadapi peserta didik dengan kata lain guru pembimbing adalah sumber informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan peserta didik.