“…Open Access: http://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/adm Email: jurnalquality@poltekkesjakarta1.ac.id Salah satu alasan utama perawat tidak merasa terdorong untuk melaporkan tiap insiden keselamatan pasien adalah karena kekhawatiran akan hukuman atau tuntutan (Wanda et al, 2020) , juga keprihatian perawat terhadap reaksi dari manajemen; reaksi negatif terhadap pelaporan insiden dari penyelia adalah hal biasa, karena penyelia cenderung menyalahkan ) dan menghukum (Wanda , 2020;Yoon & Lee, 2022;Dhamanti et al, 2022), ada juga perawat mengharapkan membuat pelaporan insiden dapat meningkatkan insentif (Tage et al, 2021) Temuan sintesis 2: kurang dukungan organisasi yang diperlukan untuk mendorong lingkungan pelaporan IKP bagi perawat. Organisasi atau manajemen RS harus berkomitmen untuk mendukung perawat dengan berbagai cara termasuk mengembangkan sistem pelaporan yang efektif (kerahasiaan/ jaminan anonym, simple) (Wanda, 2020;Yoon & Lee, 2022;Dhamanti et al, 2022), .Lima dari tujuh penelitian menunjukkan bahwa sistem insiden pelaporan tidak mendorong pelaporan IKP oleh perawat (Tage et 2021;Wanda et al, 2020;Lutfi et al, 2022;Nashifah & Adriansyah, 2019;Yoon & Lee, 2022) , mereka membahas tentang kerahasiaan, anonym dan umpan balik / respon manajemen sebagai faktor pelaporan IKP, serta dalam kaitan sistem pelaporan perawat dari lebih satu penelitian menyebutkan kurang waktu dan tambahan beban pekerjaan sebagai alasan untuk melapor IKP (Tage et al, 2021;Wanda et al, 2020;Lutfi et al, 2022;Krissadi et al, 2021;Dhamanti et al, 2022) Temuan sintesis 3: beberapa perawat kurang terlatih dengan baik untuk pelaporan IKP. Empat dari tujuh penelitian membuktikan kurang pengetahuan, ketrampilan, dan sosialisasi atau pelatihan insiden keselamatan pasien dan sistem pelaporannya yang efektif dan terstruktur ( Nashifah & Adriansyah, 2019;Yoon & Lee, 2022;Krissadi et al, 2021;Dhamanti et al, 2022).…”