2020
DOI: 10.18823/asiatefl.2020.17.4.1.1158
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

A Retrospective Case Study of EFL Instruction in Elementary Schools : A Critical Language Policy Perspective

Abstract: The growing global popularity of English for young learners (EYL) teaching is the embodiment of the spread of English as the world's lingua franca. The rapidity of the EYL expansion also occurs in Indonesia despite the blurred policy to implement it. The present study was conducted to explore the current practices of EYL teaching in Indonesian elementary schools after the national curriculum reforms. The selected municipality that represented the setting of the study was the second populous city in Indonesia, … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 17 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Walaupun pelajaran Bahasa Inggris tidak ada di dalam kurikulum nasional, masih banyak SD yang mengajarkannya. Berkaitan dengan hal ini, pengajaran Bahasa Inggris menjadi lebih variatif antar sekolah karena penyelenggaraannya disesuaikan dengan keadaan sekolah, terutama pada ketersediaan guru dan fasilitas pembelajaran, dan permintaan masyarakat, dalam hal ini adalah orang tua murid (Alwasilah, 2013;Meisani et al, 2020). Bahkan, ketidakjelasan status Bahasa Inggris di SD tidak menjadi penghalang bagi banyak sekolah untuk tetap memberikan pelajaran ini sebagai muatan lokal seperti yang telah diimplementasikan sebelumnya (Meisani et al, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Walaupun pelajaran Bahasa Inggris tidak ada di dalam kurikulum nasional, masih banyak SD yang mengajarkannya. Berkaitan dengan hal ini, pengajaran Bahasa Inggris menjadi lebih variatif antar sekolah karena penyelenggaraannya disesuaikan dengan keadaan sekolah, terutama pada ketersediaan guru dan fasilitas pembelajaran, dan permintaan masyarakat, dalam hal ini adalah orang tua murid (Alwasilah, 2013;Meisani et al, 2020). Bahkan, ketidakjelasan status Bahasa Inggris di SD tidak menjadi penghalang bagi banyak sekolah untuk tetap memberikan pelajaran ini sebagai muatan lokal seperti yang telah diimplementasikan sebelumnya (Meisani et al, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berkaitan dengan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa orang tua telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk membekali anakanak dengan kemampuan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional, yaitu dengan mendampingi anak belajar Bahasa Inggris di rumah, memberikan fasilitas belajar Bahasa Inggris di tempat kursus, dan mendukung sekolah untuk memberikan pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan lokal. Sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya (Meisani et al, 2020;Zein, 2017), kedepannya, pemerintah dan pembuat kebijakan dapat mengkaji ulang tentang status pelajaran Bahasa Inggris dalam Kurikulum SD sehingga implementasinya dapat lebih merata, baik dari segi pengajar, fasilitas, maupun kurikulum pembelajarannya.…”
Section: Kegiatan Belajar Yang Menyenangkanunclassified
“…There is also a need for further intensification outside of school (Alhaq et al, 2020;Peterson, 2016). However, many of the existing curricula do not consider learning activities that occur outside the walls of the school (Alhaq et al, 2021;Meisani et al, 2020). This is due to the growing notion, especially among parents, that informal education is not as effective as formal education (Ato & Hari, 2020).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%