Biodiesel dapat menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan krisis energi dunia karena sifatnya yang renewable resources. Salah satu bahan yang dapat digunakan dalam produksi biodiesel adalah biji nyamplung. Pabrik biodiesel dari biji nyamplung ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2026 dengan mengacu pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Dengan analogi untuk memenuhi 2,94% kebutuhan biodiesel nasional sehingga kapasitas produksi pabrik biodiesel menjadi 1200.000 ton/tahun. Biodiesel dari biji nyamplung diproduksi melalui tahap proses persiapan bahan baku, esterifikasi, transesterifikasi, pemurnian biodiesel, pemurnian gliserol, dan recovery metanol. Untuk dapat mendirikan pabrik biodiesel dari biji nyamplung ini, dibutuhkan total modal investasi sebesar Rp923.438.103.243,00. Estimasi umur pabrik ini adalah 20 tahun dengan Internal Rate of Return sebesar 17,551%, Pay Out Time (POT) 4 tahun 2 bulan, dan Break Even Point (BEP) sebesar 22,4%.