Accreditation of Quality in Primary Health Care in Chile: Perception of the Teams from Accredited Family Healthcare Centers

Abstract

This study aimed to investigate the perception of the health teams belonging to the Family Healthcare Centers (CESFAMs) that are accredited, regarding the process of implementation and the achievement of accreditation. A qualitative approach was applied, with contributions from grounded theory, through the technique of individual in-depth interviews and focus groups. The interviews were carried out in nine accredited CESFAMs. For the presentation, organization and analysis of the data, Atlas.ti V9 software was used. From the results, derived from the open phase of the analysis, obtained from the opinions of the participants, a total of 26 categories emerged relating to the facilitating and hindering factors of the process. From the axial phase, it was possible to establish central categories that were related to quality management policies, the structure of Primary Health Care (PHC), participation and co-construction, and leadership and change management. In conclusion, the discourse of the teams reveals the need to have necessary conditions for the accreditation process, which are mainly related to training, characteristics of the types of leadership and teamwork in harmony with the process. Finally, the study reveals a gap in the community participation in this process, which suggests continuing this line of research.

Determinan Kinerja Tenaga Kesehatan terhadap Akreditasi Puskesmas Sosopan Kecamatan Sosopan Kabupaten Padang Lawas

“…Dengan adanya motivasi yang kuat, tenaga kesehatan akan lebih cenderung untuk berpartisipasi aktif dalam proses akreditasi, mulai dari persiapan dokumen hingga implementasi perubahan yang diperlukan dalam praktik klinis (22). Selain itu, motivasi yang tinggi juga dapat meningkatkan kolaborasi antar-tenaga kesehatan, sehingga memperkuat tim kerja dalam mencapai tujuan akreditasi (23). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa motivasi tenaga kesehatan memiliki dampak yang positif terhadap proses akreditasi puskesmas, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang dilayani (24).…”

“…Kolaborasi yang efektif dalam tim kesehatan adalah kunci untuk menangani kasus-kasus kesehatan yang kompleks, yang merupakan salah satu aspek yang dinilai dalam proses akreditasi. Penghargaan tenaga kesehatan tidak hanya memberikan manfaat pada level individual, tetapi juga memiliki dampak yang luas terhadap standar operasional dan kualitas layanan di puskesmas, yang secara langsung berpengaruh pada hasil akreditasi (18,21,23,29,31,32,42). Melalui strategi penghargaan yang efektif, puskesmas dapat memotivasi tenaga kesehatan untuk mencapai standar layanan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya akan menguntungkan baik pasien maupun masyarakat luas (42).…”

“…Hal ini disebabkan oleh karena jumlah responden yang baru menjadi petugas kesehatan dan jumlah responden yang sudah lama menjadi petugas kesehatan cenderung aktif dalam pelayanan yang ada di puskesmas, tidak ada perbedaan pada kedua kelompok tersebut. Keadaan ini biasanya dapat menjadikan semakin lama petugas kesehatan tersebut masa kerjanya maka akan semakin aktif peran petugas Kesehatan di puskesmas ataupun di luar puskesmas (23). Dimana semakin lama masa masa kerja maka akan bertambahlah pengetahuan dan keaktifan orang tersebut, maka bertambah juga tantangan yang mungkin dapat dikembangkan dan dirubah.…”

“…Berdasarkan beberapa penelitian, Puskesmas dengan tenaga kesehatan yang memiliki masa kerja campuran yakni gabungan antara yang baru dan yang lama cenderung lebih berhasil dalam memenuhi standar akreditasi. Tenaga kesehatan yang lebih muda seringkali membawa energi baru dan keakraban dengan teknologi terkini, sedangkan mereka yang lebih berpengalaman memberikan pengetahuan mendalam tentang praktik medis dan pelayanan pasien (23,26,39). Masa kerja tenaga kesehatan memiliki pengaruh signifikan terhadap proses dan hasil akreditasi Puskesmas.…”

“…Fasilitas yang dirancang dengan baik seperti sistem manajemen limbah, ventilasi, pencahayaan yang memadai, dan layout yang ergonomis berkontribusi terhadap lingkungan kerja yang lebih aman dan meningkatkan efisiensi operasional. Hal ini tidak hanya mengurangi risiko kesalahan medis tetapi juga meningkatkan kepuasan kerja di kalangan tenaga kesehatan, yang secara langsung dapat mempengaruhi hasil akreditasi (23,31). Sarana prasarana yang memadai juga mendukung Puskesmas dalam melakukan inovasi dan pengembangan layanan kesehatan.…”